Dalam setiap proyek, terlepas dari skalanya, aspek finansial selalu menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan. Keberhasilan atau kegagalan sebuah proyek seringkali ditentukan oleh bagaimana sumber daya keuangan dikelola, dari tahap perencanaan hingga eksekusi. Bagaimana sebuah proyek dibiayai, dikelola, dan menghasilkan pendapatan merupakan pertanyaan yang perlu dijawab dengan cermat.Â
Sumber Pendanaan
Ibarat membangun rumah, struktur pendanaan yang kokoh menjadi pondasi utama kesuksesan proyek. Dalam praktiknya, perusahaan dapat memilih dari tiga pilihan strategis: pendanaan internal, eksternal, atau kombinasi keduanya. Pendanaan internal melibatkan penggunaan laba ditahan, dana penyusutan, atau hasil penjualan aset. Keunggulan utama dari pendanaan internal adalah minimnya ketergantungan pada pihak eksternal, sehingga tidak ada kewajiban pembayaran bunga.
Sebaliknya, pendanaan eksternal seperti pinjaman bank, penerbitan saham, atau obligasi memberikan akses ke dana yang lebih besar, meskipun membawa konsekuensi berupa biaya modal.Sementara itu, beberapa perusahaan memilih untuk menggunakan kombinasi sumber pendanaan, baik dari internal maupun eksternal, karena hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendanaan.
Arus Kas dalam Proyek
Seperti halnya pasang surut air laut, arus kas dalam proyek bisnis selalu mengalami fluktuasi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Arus kas jangka pendek mengalami ketidakstabilan karena berbagai faktor seperti musiman, perubahan permintaan, atau kondisi ekonomi Namun, stabilitas jangka panjang bergantung pada inovasi dan diversifikasi sumber pendapatan, seperti investasi dalam teknologi augmented reality (AR) atau layanan berbasis langganan.
Risiko Likuiditas                                                                                                                  Â
Risiko likuiditas bagaikan pedang bermata dua dalam pengelolaan proyek. Di satu sisi, proyek membutuhkan kas yang cukup untuk operasional, namun di sisi lain, ketidakseimbangan arus kas dapat mengancam kelangsungan proyek. Risiko likuiditas muncul ketika perusahaan kesulitan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek