Mohon tunggu...
Selvi Amelia Putri
Selvi Amelia Putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMAN 3 Kota Mojokerto

Hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi Tak Pernah Mati

22 November 2024   19:30 Diperbarui: 22 November 2024   19:35 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2 Tahun kemudian.

Tahun-tahun penuh perjuangan akhirnya terbayar. Di aula besar Nando berdiri dengan toga dan senyum yang menghiasi wajahnya. Suara tepuk tangan menggema ketika namanya dipanggil untuk menerima predikat cumlaude. Nando berjalan ke atas panggung dengan jantung yang berdebar kencang serta senyuman yang menghiasi wajahnya.

Di kursi penonton, ayah dan ibunya duduk dengan bangga dengan senyuman yang tak pernah pudar. Meskipun rambut mereka sudah memutih, namun semangat mereka masih tetap ada, menyaksikan anak mereka berada di atas sana.

Saat Nando turun dari panggung, ia langsung menghampiri ayah dan ibunya. Ia memeluk kedua orang tuanya dengan erat dan meneteskan air mata. Nando sangat bahagia karena berhasil melewati ini semua. Ia mengurai pelukannya dan berkata.

"Ibu, ayah terimakasih atas dukungan kalian selama ini, meskipun pada awalnya ayah tidak memberi izin, tetapi pada akhirnya ayah memberikan izin kepada ku untuk melanjutkan pendidikan. Sekali lagi terimakasih kasih ibu dan ayah."

Hari itu menjadi awal kehidupan baru Nando sebagai seorang sarjana. Perjalanan Nando tidak berhenti begitu saja, ia masih harus melanjutkan pendidikan profesi agar bisa menjadi seorang dokter.

Dengan semangat yang sama seperti saat mengejar beasiswa, Nando kembali mempersiapkan diri. Ia mendaftar pendidikan profesi dan mengikuti berbagai seleksi yang penuh tantangan. Dalam masa pendidikan, Nando sering menghadapi hari-hari yang melelahkan. Jam praktek yang panjang, dan juga tekanan yang didapat oleh Nando, membuatnya beberapa kali hampir menyerah.

Namun, Nando selalu teringat pada mimpi besarnya untuk menolong sesama dengan menjadi dokter. Berkat ketekunan dan dukungan keluarganya, Nando akhirnya menyelesaikan pendidikan profesinya dan Nando resmi dilantik menjadi seorang dokter.

Nando memulai karirnya menjadi dokter muda di rumah sakit kota tempat dia tinggal. Di sinilah, Nando mulai melihat arti dari pengabdian, ketika ia berhasil membantu pasien-pasien untuk berjuang melawan penyakitnya. Hari-hari Nando dipenuhi dengan kerja keras, tetapi ia menjalaninya dengan sepenuh hati.

Kini, Nando siap memulai lembaran baru dalam hidupnya untuk melangkah lebih jauh dan meraih masa depan yang cerah. Juga membawa harapan orangtuanya yang telah dengan sabar mendukungnya setiap perjalanan. Terutama ibunya yang selalu mendukung apapun yang Nando lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun