Dibalut kata loyalitas tanpa batas, sosok lelaki muda berjuang menahan kantuk kala bulan merambat menempati singgasana malam
Lelah yang mendera dianggap sebagai bukti cinta kepada junjungan dan perusahaan
keberhasilan adalah impian tiap insan
Terlebih lagi jika bisa datangkan kenaikan jabatan
Lewat nyanyian angin malam, Tuhan sampaikan pesan
Ada kebutuhan yang terlupa hingga bisa datangkan sesal
Kesendirian dalam diam jadi perjumpaan intim pada Sang Pencipta
Butuh dukungan untuk dapat berkarya dan hadapi segala realita
Sayang, umur tak selamanya muda
Ada momen yang terlupa untuk dinikmati saat belia
Tak dihiraukannya saat Tuhan berkata dengan perantaraan sesama
Hanya bahagia sesaat dan bisa sebabkan duka
Dewi malam tersenyum dalam kelam
Menyapa untuk berhenti kerja jika tubuh payah
Manusia bisa berkarya karena ada karsa dan rasa
Ada saatnya tubuh lemah dan takbisa apa-apa
Muda hanya sekali, rangkap tugas bisa berulang kali
Kerjakan apa yang bisa sesuai dengan tenaga
Masa muda sungguh berarti dan takharus dihabiskan dalam dunia kerja
Ada keluarga dan orang tercinta yang menanti saat hari libur tiba
Dahaga mendera saat tubuh terbaring takberdaya
Terpampang di depan mata kerja yang terlena karena raga
Ingin segera mampu kembali menghadapi tuntutan dunia kerja
Namun kesehatan lebih mahal dari upah yang diterima
Bekasi, 22 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H