2. Membangun kepercayaan antara orang tua dan anak
Berbicara tentang seks merupakan hal yang sensitif. Pada anak remaja, biasanya mulai ada rasa tertutup dan merasa malu untuk berterus terang kepada orang tua seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi padanya.Â
Kedekatan antara orang tua dan anak mempermudah dalam penyampaian pendidikan seks kepada anak-anaknya. Ayah akan lebih mudah membangun kedekatan dan berbagai pengalaman kepada anak lelakinya.Â
Demikian pula ibu, dapat lebih mudah membangun kedekatan dan berbagi pengalaman kepada anak perempuannya. Akan tetapi, tidak berarti anak laki-laki tidak bisa bercerita kepada ibunya atau sebaliknya.Â
Anak akan lebih terbuka kepada orang tua yang dianggap lebih dekat, mudah diajak berbicara, dan bisa dianggap sebagai sahabat.Â
3. Memiliki proteksi diri terhadap pelecehan seksual
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi dapat menjadi pemicu pelecehan seksual. Pendidikan seks sejak dini dapat menjadi benteng jika suatu saat terdapat tindak pelecehan seksual baik secara langsung maupun melalui dunia maya.Â
Di zaman yang serba digital ini, tak jarang terdapat kata-kata tidak pantas atau tindakan yang mengarah ke pelecehan seksual.Â
Seorang anak yang telah mendapatkan pendidikan seks setidaknya telah mendapat gambaran tentang hal yang harus dia lakukan. Bisa saja ia bercerita kepada orang tua atau guru tentang hal yang ditemui.Â
4. Menerima perubahan fisik yang terjadi
Menjelang masa pubertas, pengenalan akan perubahan fisik karena perkembangan primer dan sekunder perlu mendapat penjelasan dengan baik.Â
Biasanya ini terjadi mulai di usia 9 atau 10 tahun. Orang tua dan pihak sekolah dapat bekerja sama untuk memberikan penjelasan berkaitan dengan perubahan fisik yang terjadi menjelang masa pubertas. Jangan sampai anak mencari informasi dari orang atau sumber yang salah dan justru merugikan diri sendiri.Â