Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Bakcang sebagai Pelestarian Budaya Tionghoa

14 Juni 2021   19:24 Diperbarui: 14 Juni 2021   20:05 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kepercayaan Tionghoa, orang yang berhasil mendirikan telur akan mendapatkan berkah dari langit. Tak heran jika pada hari bakcang banyak orang mencoba mendirikan telur pada pukul 12 siang.

2. Sembahyang Bakcang

Sembahyang bakcang-merahputih.com
Sembahyang bakcang-merahputih.com
Di beberapa keluarga Tionghoa yang masih memegang tradisi, ada acara sembahyang bakcang. Sebuah meja altar diisi dengan bakcang untuk dipersembahkan kepada para leluluh. Setelah sembahyang selesai, bakcang ini dapat dinikmati oleh anggota keluarga. 

3.  Lomba  perahu naga

Lomba perahu naga-https://student-activity.binus.ac.id/
Lomba perahu naga-https://student-activity.binus.ac.id/
Lomba perahu naga yang dilakukan di Tiongkok menggunakan perahu sangat panjang, sempit, dan digerakan oleh tenaga manusia. Perahu biasanya dihias dengan kepala dan ekor naga. Peserta diharuskan untuk membawa genderang besar dalam perahunya dan menato tubuhnya dengan gambar naga. 

Di Tangerang, lomba perahu naga  juga dilakukan ketika Peh Cun. Acara ini digelar di Sungai Cisadane. Sayangnya karena pandemi, lomba perahu naga tahun ini ditiadakan. 

4. Mandi tengah hari

Mandi tengah hari masyarakat Pontianak-Pontianak.Tribunnews
Mandi tengah hari masyarakat Pontianak-Pontianak.Tribunnews
Tradisi mandi tengah hari dilakukan dengan mengambil dan menyimpan air pada tengah hari ketika peristiwa Peh Cun. Air yang diambil tersebut dapat digunakan untuk mandi atau dikonsumsi setelah dimasak dan dipercaya dapat menyembuhkan penyakit.

Di Pontianak, kita dapat menyaksikan warga turun ke Sungai Kapuas sekitar pukul 10.00-12.00. Mereka ada yang membawa ban untuk turun ke sungai. Ada pula yang membawa jerigen  untuk diisi air dari Sungai kapuas dan dibawa pulang.

5. Menggantungkan rumput Ai Caho dan Changpu

Indonesiataiwanacademy.com
Indonesiataiwanacademy.com
Tradisi ini diyakini dapat menolak penyakit. Peh Cun biasanya terjadi pada musim panas. Di musim inilah penyakit  seringkali bermunculan, sehingga rumah-rumah melakukan pembersihan dan menggantungkan rumput Ai dan Changpu di depan rumah untuk mengusir penyakit.

Adanya tradisi ini memperkaya budaya Indonesia dengan masyarakatnya yang heterogen. Tentunya perkembangan zaman memengaruhi tradisi yang ada. Walaupun tidak semua etnis Tionghoa melakukan tradisi ini, alangkah baiknya jika tetap saling menghargai dalam keberagaman. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun