Bobo adalah majalah favorit saya sejak masih kecil. Saya kurang ingat kapan mulai mengenal majalah ini. Pastinya berawal dari ketertarikan akan gambarnya. Gambar kelinci berwajah biru dan berbaju merah dengan logo huruf "b" di depan.Â
Cerita bergambar yang disuguhkan benar-benar membuat saya ketagihan untuk membaca. Maklum namanya anak-anak, pasti gambar menjadi menjadi pendukung dalam menampilkan cerita.
Kehadiran Bobo dalam majalah tersebut tidak sendiri. Ada pula Emak, Bapak, Coreng, Upik, dan Cimut. Kadangkala ada tokoh-tokoh lain seperti Bibi Titi Teliti, Bibi Tutup Pintu, Paman Gembul, dan beberapa keluarga lain.
Seperti layaknya keluarga manusia, Bobo hadir menampilkan sisi kehangatan keluarga dan beberapa cuplikan kehidupan anak-anak. Pastinya ada nilai moral yang disisipkan melalui cerita.
Hal pertama yang saya baca saat masih kecil adalah cergam. Saya biasanya membaca secara berurutan dari keluarga Bobo. setelah membaca keluarga Bobo, beralih membaca Negeri Dongeng.Â
Pada cerita tersebut, saya mengidolakan tokoh Nirmala. Teringat pula akan keisengan Oki dan betapa lembutnya hati Nirmala. Kesalahan apa pun yang dilakukan Oki, pasti akan dibantu Nirmala.Â
Dari Negeri Dongeng, saya akan beralih membaca Bona gajah berbelalai panjang. Tokoh Bona dan Rong Rong yang paling saya ingat. Betapa Bona mau selalu membantu dengan belalainya yang bisa dibentuk menjadi bermacam-macam.Â
Cergam yang membuat saya selalu tertawa adalah cerita Paman Kikuk, Husin, dan Asta. Â Mungkin sesuai dengan namanya "Paman Kikuk", kehadiran tokoh ini memang terkesan membuat pembaca geregetan. Sikap sok tahu dan kadang-kadang merepotkan Husin keponakannya.Â
Ada beberapa komik sisipan yang pernah saya baca di majalah Bobo ketika masih kecil. Seingat saya ada Deni Si Manusia Ikan, Petualangan Nina, dan Pak Janggut.Â
Sekarang, saya sudah tidak menemui sisipan seperti itu lagi. Setiap kisah ini menimbulkan rasa penasaran dan membuat saya selalu menanti kehadiran Bobo episode berikutnya.