Mohon tunggu...
Selvia Adinda
Selvia Adinda Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Pejuang Untuk Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Masih Marak Hiburan Terselubung di Kota Malang

28 Desember 2015   00:08 Diperbarui: 18 April 2017   00:23 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Merupakan kota besar kedua yang terletak di propinsi Jawa Timur selain Surabaya, Malang sudah cukup terkenal dengan potensi wisata yang masuk dalam hitungan wisata international. Hal ini tampak dari banyaknya destinasi wisata yang dapat ditemukan mulai dari pusat kota hingga batas pinggiran yang bersebelahan langsung dengan kota sekitarnya.

Kayaknya tidak cukup sehari dua hari untuk bisa mengeksplorasi berbagai potensi wisata yang ada di kota tersebut. Selain wisata belanja yang ada di pusat keramaian kota, masih banyak lagi berbagai wisata kuliner, alam dan satu hal yang tak kalah mencengangkan adalah sebuah tujuan wisata tidak resmi yang saat ini kian menjadi.

Seiring perkembangan zaman, kota Malang telah menjelma menjadi pusat kota pelajar dengan semakin banyaknya kampus bergengsi dan berstatus negeri.

Namun sejalan dengan pertumbuhan kota yang penuh dengan masyarakat heterogen inilah maka bermunculan juga berbagai industri hiburan sebagai pendukung tujuan wisata dan bahkan hiburan malam yang ada di kota ini sudah melibatkan praktik ho ho hi he dengan strategi yang semakin praktis.

Bagaimana tentang cara praktik dan metode operasionalnya dapat anda simak langsung DISINI sebagai sumber informasi selengkapnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa bisnis hiburan malam dan di kota Malang masih sangat diminati masyarakat. Meskipun kondisi ekonomi global sedang menurun, namun para pengelola bisnis di bidang ini masih bisa mendatangkan pengunjung. Sehingga, pencapaian omzet mereka masih tetap menunjukkan angka yang stabil dan lebih kepada arah peningkatan.

Mengutip dari penuturan pria yang juga general manager Istana Dieng Karaoke itu mangatakan, jika kunjungan tamu melemah, mereka bisa menutup omzet dengan menjual food and beverages dan fasilitas lain yang disediakan. ”Mereka bisa memenuhi target tergantung dari potensi tamu. Bisa juga dengan menjual paketan lain.” ujar dia.

Menganalisa dari hal tersebut, sebenarnya tergantung pada kreativitas masing-masing outlet penyedia hiburan malam, termasuk strategi pemasaran hingga promosi serta sajian extra yang mungkin saja juga menjadi salah satu daya tariknya.

Lalu, apakah praktik semacam ini juga masih sering dan mudah dijumpai di kota kota tempat anda berada? Kemudian apa pendapat anda menyikapi maraknya bisnis yang katanya selalu di tindak tegas oleh pemerintah namun ternyata masih saja terus tumbuh subur bak sayur mayur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun