Namaku Jeni alika, aku sekarang duduk di bangku kelas 11 SMA MAHARDIKA 3. Awalnya aku hanya mengikuti rasa penasaranku hingga akhirnya akupun mengerti aku adalah seorang anak yang berbeda dengan anak yang lain.
Bel istrirahat sekolah berbunyi, aku berasama temanku melangkahkan kaki ku menuju toilet sekolah. Entah mengapa teman-temanku sering heran mengapa aku selalu masuk toilet ketiga di sekolah. Saat di dalam aku merasa bahwa ada seseorang yang sering memperhatikanku, tapi aku berfikir bahwa itu adalah perasaan dan halusinasi ku saja, mungkin juga aku kelelahan karena kemarin aku melakukan tes fisik saat olah raga, jadi pikiranku tidak fokus. Â
Akupun keluar dari toilet dan aku menuju kelas lalu jam pelajaran pun di mulai seperti biasa. Sedari tadi aku terus pikiranku terus membayangan seseorang yang selalu memperhatikan ku. "jeni, kenapa kamu melamun seperti itu?". Tanya teman sebangku yaitu Tira. Awalnya aku sempat kesal, karena ia telah membuyarkan lamunanku terhadap sosok halusinasi ku. Tapi aku mengurungkan niatku untuk menceritakan itu kepada teman-temanku.
Ku rebahkan diriku di kasur kamarku uang membuatku nyaman dan membuaku tak ingin beranjak dari tidurku. "jeni, Â cepat turun dan makanlah". Teriaknya, terkadang aku engan untuk mengikutinya. Â Tapi aku tkdak ingin menjadi seorang anak durhaka seperti malin kudang. Â Akhirnya akupun menuju meja makan untuk mengambil makan siang yang sudah mamah siapkan. Tanpa tergesa aku duduk dan menyantap makan siangku. Begitu sulit aku melupakan sosok meyebalkan itu dalam otak ku, Â selalu saja aku mengingatnya kembali. Ketika aku sedang memikirkanya sosok itu seolah-olah mengikuti ku sampai rumah.Â
Sedari tadi aku merasa ada seseorang yang sedang memperhatikan ku di dekat tangga menuju lantai dua rumahku, Aku kira itu adalah ibu, ternyata tidak ada siapapun disana. Ku lanjutkan makanku, semakin lama semakin perasaanku tidak enak akupun melirik dengan ujung mataku dan benar saja ada sesosok wanita dengan pakaian putih namun kotor ku lihat ia sangat begitu pucat akupun paksakan diriku untu melihat seluruhnya.Â
Ketika aku melihatnya mataku terbelalak seolah aku tak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang, Â badannya yang indah dan lenjang namun mukanya begitu pucat, matanya mengeluarkan air mata darah, tatapannya begitu kosong dengan tangan kiri berlumuran darah dan rambut di ikat. Ia pun mendekat ke arahku terus mendekat sampai "arghhhhhhhhhh...." teriak ku.Â
Akupun terjatuh dan tidak ingat dengan apa yang telah menimpaku. Ku bukakan kedua mataku perlahan entah siapa yang memindahkan aku kedalam kamarku yang jelas aku hanya mengingat sosok wanita itu. Semua pertanya timbul dalam benakku seakan aku sangat ingin tahu keinginannya "sebenarnya apa yang ia inginkan dari ku, mengapa sosok ia selalu mengganggu ku" hatiku terus bertanya-tanya. Â
Pukul 06.00 pagi, di pagi hari ini aku cukup kesal, mengapa pak Darma selalu mengantarkan aku sepagi buat ini padahal teman-temanku tidak pernah datang sepagi ini. Namun aku memaksakan diriku agar bersemangat, seketika rasa semangat tinggiku menurun karena cuaca yang sejuk namun juga sangat dingin dan aku pasti selalu ingin pipis. Suasana di pagi hari ini begitu sangat meneggangkan dengan cuaca yang mendung dan lingkungan sekolah yang sangat sepi hanya ada penjaga sekola dan teman-teman kelas lain hanya bisa terhitung jari.Â
Karena tidak bisa menahannya lagi akupun berlari menuju toilet tanpa aku sadar aku masuk ke toilet yang ketiga dimana disana pasti ada wanita itu. Aku tidak ingin mengingat ataupun melihatnya lagi namun ternyata sangat sulit menghilangkan perasaan itu. Kulihat ia sedang mondar-mandir di dekat pintu toilet akupun sangat takut tapi rasa penasaranku terus saja menyuruhku untuk bertanya padanya. "aku mohon jangan perlihatkan dirimu, aku hanya ingin bertanya padamu.Â
Mengapa kamu selalu mengganggu dan mengikutiku" tanyaku dengan sangat ragu. Tak terasa air mataku pun terjatuh karena rasa takut sangat menyelimutiku meskipun ia tidak menampakan wujudnya yang asli yang aku ingat ia sangat menakutkan. "apa kau tau rasanya di tinggalkan sendirian? Berjuag sendirian tanpa seorang keluarga bahkan teman?" jawabnya yang kembali bertanya padaku. "iyah aku tau sepertinya sangat sepi sekali, apakah kau tidak memiliki teman ataupun keluarga?". Tanyaku lagi.Â
"itulah sebabnya aku selalu mengikuti mu kemanapun kau pergi, aku tidak bermaksud menakutimu. Â Aku hanya ingin memiliki seorang teman" kata perkata ia lontarkan kepadaku, suaranya sangat begitu lembut namun membuatku takut. Â Akupun berlari keluar dan menuju kekelas ku, dengan tergesa-gesa aku sampai lupa tidak tahu bahwa jam pelajaran sudah di mulai sejak satu jam lalu. "Jeni kenapa kamu dari mana saja? Kenapa setelah satu jam pelajaran berlalu kamu baru masuk? Kamu tidak ingin mengikuti pelajaran saya?" kesalnya terhadapku.Â