Mohon tunggu...
Selsa SanisahGopur
Selsa SanisahGopur Mohon Tunggu... Lainnya - bismillah

semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Mengelola Sosial Media

1 Juli 2021   07:08 Diperbarui: 1 Juli 2021   07:16 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo teman - teman, perkenalkan namaku Selsa Sanisah Gopur, aku berkuliah di Universitas Ahmad Dahlan, dan jurusan Ilmu Komunikasi semester 4.

Ada berbagai macam ragam tentunya konten yang kita buat untuk mengisi  di sosial media kita, dari mulai berbagi kehidupan di sosial media, membuat story hingga titik titik banyak terpajang di story kita, membagikan karya, membagikan ilmu, bermain bersama hewan peliharaan, tutorial, dan masih banyak lagi. Ada berbagai macam jenis sosial media seperti facebook, twitter, telegram, instagram, tiktok, dan masih banyak lagi.

Di era pandemi ini tentunya lebih mengharuskan kita aktif di sosial media, entah itu anak - anak, remaja, ataupun dewasa. 

Akupun turut andil atas posting memposting di sosial media, seperti mengapload tiktok untuk seru - seruan, mengapload foto - foto di instagram, mengapload kegiatan di story. 

Tapi, tidak semua kontenku ku posting ke sosial media, masih banyak yang harus ku pilah pilih untuk mempercantik kontenku atau pesan apa yang akan aku sampaikan untuk teman - teman sosial media ku. Selain itu, caraku mengevaluasi kontenku biasanya aku membandingkan dengan poto - poto ku yang lain, mana yang sekiranya pantas untuk di up dan mana yang tidak. Bahkan untuk story pun aku memilah milih untuk ku apload ke story ku agar hasil yang di perlihatkan bagus, tetapi itu berlaku hanya untuk di instagrram saja, tidak berlaku untuk di story whatsapp, karena menurutku yang memiliki nomor whatsapp hanya orang-orang tertentu saja. Seperti teman - teman dekat, atau pun rekan organisasi. 

Bagiku konten yang kita miliki mencerminkan watak dari sang pemiliknya, jika konten mu memberikan banyak manfaat untuk orang sekitar maka akan banyak pula yang menyukainya walaupun tidak banyak tetapi setidaknya bermanfaat untuk orang sekitar. banyak juga yang bilang "Suka - suka gue lah, konten - konten gue, sosial media sosial media gue. Ngapa lu yang repot". Padahal konten di sosial media itu sangat sensitif, dikarenakan bukan hanya orang dewasa yang memakainya, tetapi ada juga anak - anak di bawah umur yang sudah memakai sosial media. Anak - anak rentan sekali untuk meniru dan memperagakan di kehidupan sehari - hari jika memang kita mengapload hal - hal yang negatif, khususnya influencer.                   

Tapi, tidak semua kontenku ku posting ke sosial media, masih banyak yang harus ku pilah pilih untuk mempercantik kontenku atau pesan apa yang akan aku sampaikan untuk teman - teman sosial media ku. Selain itu, caraku mengevaluasi kontenku biasanya aku membandingkan dengan poto - poto ku yang lain, mana yang sekiranya pantas untuk di up dan mana yang tidak. Bahkan untuk story pun aku memilah milih untuk ku apload ke story ku agar hasil yang di perlihatkan bagus, tetapi itu berlaku hanya untuk di instagrram saja, tidak berlaku untuk di story whatsapp, karena menurutku yang memiliki nomor whatsapp hanya orang-orang tertentu saja. Seperti teman - teman dekat, atau pun rekan organisasi. 

Ada banyak sekali di jaman sekarang konten - konten yang tidak bermutu atau mengatasnamakan viral. Sayangnya di Indonesia konten - konten yang tidak mendidik atau tidak bermutu lebih di sukai oleh para pengguna sosial media, terkadang aku pun melihatnya miris sekali karena anak - anak jaman sekarang lebih banyak tau mengenai artis - artis viral di bandingkan pendidikan sendiri. Akhirnya ada banyak sekali anak - anak di bawah umur yang mengerti cinta - cintaan, ataupun pacaran, bahkan sex. Tanpa di dasari oleh ilmu. Yang akhirnya banyaknya pergaulan bebas yang terjadi terhadap anak - anak di bawah umur.

Ada banyak sekali di jaman sekarang konten - konten yang tidak bermutu atau mengatasnamakan viral. Sayangnya di Indonesia konten - konten yang tidak mendidik atau tidak bermutu lebih di sukai oleh para pengguna sosial media, terkadang aku pun melihatnya miris sekali karena anak - anak jaman sekarang lebih banyak tau mengenai artis - artis viral di bandingkan pendidikan sendiri. Akhirnya ada banyak sekali anak - anak di bawah umur yang mengerti cinta - cintaan, ataupun pacaran, bahkan sex. Tanpa di dasari oleh ilmu. Yang akhirnya banyaknya pergaulan bebas yang terjadi terhadap anak - anak di bawah umur.

Sayang sekali di Indonesia juga orang - orang berbondong - bondong ingin viral agar bisa mendapatkan followers yang banyak dan terkenal, dan manusia sekarang akan melakukan hal apa pun demi viral di sosial media. Bahkan manusia sekarang sudah hilang rasa kemanusiaan nya, jika ada yang kecelakaan bukan langsung di tolong, tetapi di rekam, jika ada yang sedang kesusahan di rekam dulu baru di tolong bahkan sampai korban merengek - rengek meminta tolong kepada sang perekam baru di tolong, bahkan ada yang tidak.

Ada plus dan minus tentunya dalam sosial media, tergantung kita sendiri yang akan memilih akan di bawa kemana sosial media kita ini? mau di bawa untuk bermanfaat bagi orang lain, atau konten yang kita miliki menjadi parasit di sosial media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun