Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Perempuan (Buruh)

11 Oktober 2014   13:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:29 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14129847981164566252


#

di kepagian yang masih sarat embun
di loronglorong jalanan yang masih menyisakan dingin
di jejak langkah yang terayun
asa sepenuh jiwa mengendap di ronggarongga doa
demi pergulatan hidup yang kian meranggas
sepanas mentari tatkala di singgasana siang
inginku sederhana
sesederhana seragam yang kukenakan
bukan hidup melimpah
melainkan cukup saja
cukup bekal tuk harihari yang berputar secepat kilat

#

perempuan lemah?
siapa yang bilang?
dalam keterbatasan perempuan
ada kekuatan yang yang terendap di sana
pagi masih buta
sajian makan terhidang sudah
demi anak suami tercinta
sekejab..
langkahnya terayun
menuju tempat di mana tenaga terkuras
demi mengepul asap dapurnya
perempuan buruh lemah?
percayakah kau?
beribu-ribu perempuan
berjuluk buruh tersemat di dadanya
tanpa keluh
tanpa kesah
hidup bergelut antara dapur dan pabrik
masihkah kau anggap perempuan lemah?
mari lihat disebalik perjuangan sehari-harinya
dari pagi buta, hingga malam buta

#

buruh menunduk kekuasaan
takdirku buruh
takdirmu kekuasaan
dapatkah bersanding di indahnya sebuah slip gaji?
yang kini kian terdesak oleh kebutuhankebutuhan yang menjulang
aku buruh
siap bekerja demi pundipundi sang tauke
kamu pengusaha
berilah kami gaji layak
agar tenaga kami nikmat bekerja
agar pikiran kami tak terganggu dengan banyakknya daftar hutang yang belum terlunaskan

#

buruh
pengusaha
deru mesin pabrik
celoteh pagi tentang TDL dan LPG yang memumbung
gelak tawa pada selipan amplop gaji
bentakan supervisor tatkala kejar target
makan siang yang apa adanya, adanya apa
pengusaha
buruh
mari berpengang tangan

***

ilustrasi gambar : Yustinus SW

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun