Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Selingkuh] Lelakiku, Mana Nyalimu

13 Januari 2016   21:40 Diperbarui: 13 Januari 2016   23:53 2054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelakiku, malam ini tentunya kau tak akan datang padaku, sebab  kau akan mendampingi dia, dia istrimu yang katamu, tak kau cintai itu. Dan kembali aku di sini, sendiri menantimu dalam kesepian panjang. Lalu bayanganmu akan menyiksaku hingga pagi hari tiba, saat itulah aku menanti dalam harap, kau akan menghubungiku, lalu kita menentukan tempat dan waktu agar bisa bersama, menuangkan gejolak cinta bersama, dalam sebuah pertemuan yang penuh gelora cinta.

Lelakiku, sampai kapan alur kisah kita ini?. Aku sangat mencintaimu, begitupun dirimu (katamu). Namun kamu tak pernah punya keberanian untuk ungkapkan cintamu ini pada dunia. Kau tutupi rasa cintamu, kau sembunyikan aku dari pandangan istri dan anak-anakmu. Sebab katamu belum saatnya aku diperkenalkan pada mereka.

Lalu sampai kapan aku harus memendam inginku? Sejujurnya sebagai wanita, aku ingin kau nikahi, aku ingin bisa bercinta dengan dirimu tanpa syarat. Aku ingin kita menuangkan rasa cinta, mewujudkan buah cinta kita, lalu kita berdua mangasuh anak yang parasnya adalah perpaduan wajah kita. Kapan mimpiku akan terwujud? sedang dirimu tak punya nyali untuk memperjuangkan cinta kita.

Lelakiku, pesonamu tak begitu saja bisa aku enyahkan dari pikiranku saat ini, aku teramat mencintaimu. Namun cobalah mengerti aku, bahwa sejatinya aku ingin keberanianmu melamarku, menjadikan aku istri lalu kita berdua mendiami sebuah rumah. Membangun rumah tangga dengan penuh cinta kasih, bersama anak-anak yang kelak aku lahirkan dari rahimku.

Aku ingin memasakkan sayur asem kesukaanmu, lalu kita makan bersama sambil bercanda ria. Aku tak kan menuntut seluruh perhatianmu, seluruh hartamu, aku hanya ingin bisa hidup berdua bersamamu, aku ingin bisa mengabdikan hidupku tanpa rasa was-was dan syak wasangka dari keluarga pertamamu. Aku sangat menyadari posisiku sebagai  wanita kedua bagimu. Aku berjanji akan menempatkan diri sebagaimana adanya diriku, tak kan pernah aku merampas apa yang bukan hak-ku. Pun aku tak kan memaksakan hak-ku tuk kau penuhi,asal cintamu tetap bersemi untukku itu sudah cukup.

Ah.. lelakiku, agaknya ini hanyalah impian siang bolongku saja. Karena kau tak kan mungkin melangkahkan kakimu ke rumahku untuk meminangku. Kau hanya ingin kenikmatan tubuhku, dan kesyahduan cintaku saat kau bermasalah dengan istrimu. Kau tak kan pernah menjadikan aku istri sesungguhnya...

Aku tahu itu

***

Puri 2015

Ilustrasi gambar: Gilang Rahmawati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun