Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Perempuan Panggung

10 Desember 2014   14:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:37 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418172633809301614


dikecapnya hari demi hari

dalam pentas yang tak pernah selesai

sejak usia belumlah matang

langkahnya telah tertancap

pada panggung demi panggung

demi berputarnya roda kehidupan

demi dahaga jiwanya

sejuta tatapan mata kagum

adalah tujuannya

seribu gema tepuk tangan

adalah arahnya

tak hirau letih raganya

hingga kini

tatkala usia memasuki renta

dibiarkannya deras hujan menghapus gincunya

diabaikannya bangku penonton yang kosong

dihiraukannya panggung yang telah reot

berlenggoklah ia

berlaku bak ratu pentas

mulutnya tak henti

bernyanyi

bersyair

tentang kehidupan yang kini tak berpihak

ini panggungnya

ini hidupnya

ini kehidupannya

tertatih ia...

merambat pada kepunahan zaman

perempuan panggung

di ujung usianya

senyum getir iringi pungkasan episode takdirnya

*purikencana, 10 12 14

ilustrasi gambar : dok. pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun