hey
kamu lariklarik puisi hidupku
tertulis pada cakrawala senja
menawarkan oase kehidupan
meneduhkan kelesah
hey
kamu wajahmu lekat di aroma kopi yg kucecap
melahirkan diksidiksi seranum mawar merah
menggores syair di rindu yg telah purba
hey
kamu lelaki kopi bernafas sajak
yg kupinjam bahu tuk lelahku
yg kudekap tuk segala asaku
hingga pucukpucuk embun
merestu ikrar yg kau janji
di ketakzuban Ar Rum 21
*Kedu, 18421*
merindumu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!