mencintamu itu luka
dan seberapa perih ia menancap di dada
kupelihara dalam rela tiada batas
saat rindu tak juga lahirkan perjumpaan
menorehkan sayatansayatan pilu  di kisi hati
menderaskan air mata ketabahan
mencintamu itu luka
aku mencandu kesakitan demi kesakitan
yang kau sajikan di redup senjaku
pesona yang kau tuang di cawan rinduku
meneluh nalar, lahirkan kepasrahan tanpa batas
mencintamu itu luka
luka yang kunikmati di beranda sore dalam sesapan secangkir kopi
*Kedu, 2 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!