Lan wengi  sing mraming iku
sejatine kanca sing padha nglangute
titip lan kangen mring asmara
(dan malam2 sunyi,adalah sebenarnya teman yang pada kelamnya aku titip rindu dan cinta)
Tatkala sunyi menjejak malam
Bimbang meraja semesta jiwa
Saat itu aku hanya perempuan penjaja rindu
Rindu yang kutawarkan pada tuan
Sebelum retas jiwa ini tergerus perihnya
Bisakah?
Berdamaikah nurani saat luka meretas rindu
Sedang kisah asmara bertahta di singgasana keegoisanmu
Aku perempuanmu
Tatkala inginmu ada
Aku perempuanmu
Penggenap hasratmu
Aku perempuanmu
Di gangga luka tetap tersenyum
Aku perempuan
Ingatkah tuan?
Aku perempuan dengan darah dan jantung yang masih berdegup
Bukan hanya boneka mati tanpa rasa.
Yang bisa tuan bisikkan seribu desah kelam
Yang melacur di tiap-tiap gelap  hanya demi segumpal hasrat tuan, tanpa bayar!
Lalu tuan titipkan cinta instan
Pergi begitu saja dengan jejak liur disekujur tubuhku.
Aku perempuan tuan..
Punya rindu untuk sekedar kau bisikkan "aku rindu kamu permaisuriku"
Aku perempuanmu
Tanpa dendang asmaradhana darimu tuan
Tanpa kelembutan kasih dari sela jari jemari
Namun pasrah demi pergulatan jiwa yang haus
Haus sentuhan-sentuhan cinta
Aku perempuanmu
Meluruh bersama takdir
Ikhlas ada di sisimu menebar senyum
Menebar cinta
Menyiapkan secangkir anggur kenikmatan
Tanpa keluh, tanpa lenguh
Tak ada kata meminta
Tak ada kata menuntut
Sebab cinta telah cukup untuk cinta
Aku perempuanmu tuan
Yg menghamba demi hangat pelukan
Mengabdi pada keharusan kodrat dari pagi hingga gelap malam
Berkalungkan tunduk
Beralaskan sebingkai kelembutan
Hahahaha...
Mimpiku
Akulah bidadari surga bagi jiwa maskulinmu
Nyatanya aku hanya tumpukan peluh egomu.
Aku hanya mampu berorasi dalam jiwaku
Karena lakuku terkekang rindu
Mulutku tersumpal asa
Jiwaku mencinta hanya untuk cinta
Aku perempuan!
Lemah katamu??
Jika selemah pikirmu...
Lalu bagaimana aku mampu menghamba demi sekerat cinta yang kau balut luka???
Aku kuat dalam lemahku tuan...
Karena aku Perempuan.
Ya... aku perempuan!
Ingat itu!