Kita telah melewati 8 purnama dalam tautan kisah yang telah direstu semesta. Segala tantangan kita terjang bersama, tanpa keluh. Hingga saat ini kita harus mengakhirkan cerita yang pernah aku semati asa sepenuh jiwa.
Swam...
Aku tak percaya kisah kita akan berakhir seperti ini, di saat cinta kasih bertumbuh mekar di hati. Kamu adalah panutanku, malaikatku yang mengisi hari-hariku dalam keceriaan tanpa batas. Kamu lah yang mengenalkan padaku apa arti kehidupan, kamu lah satu-satunya lelaki yang memberiku kenyamanan jiwa hingga aku yakin telah cukup kamu seorang tempatku mencurahkan semua rasaku.
Swam...
Hingga detik ini pun aku tak percaya bahwa ikatan suci yang pernah kamu ikrarkan di hadapanNya dengan sepenuh jiwa harus kamu ingkari, harus kamu akhiri dengan kepedihan.
Meski perpisahan ini bukan mauku dan inginmu, namun mengapa kamu begitu tega mencampakkan aku dengan cara seperti ini Swam?
Aku memang bukan wanita terbaikmu, aku juga bukan wanita yang bisa kamu istimewakan tapi setidaknya aku mencintaimu dengan ketulusan, aku menerimamu apa adanya, Swam. Aku mengagumi dan kamulah alasan bahagiaku, namun kinj semua telah hancur.
Mungkin hanya akulah wanita yang mempunyai cinta tanpa syarat padamu, meski kini aku kecewa pun aku tak sanggup membencimu.
Kamu pernah ada, pernah menjadi belahan jiwaku, tempatku menorehkan rindu...
Swam...
Adakah waktu memihak lagi pada kita?