setetes demi setetes air membasah
dari kelopak yang menyimpan duka
tatap matanya sayu
mendayukan harapan yang telah hilangÂ
gerimis mulai menggenang
di wajah pias bersimbah duka
khayalannya tersekat oleh kabut
menutup rasa yang menyesakkan dada
perempuan dalam ratap tangis
menekuri perjalanan kisah lara kehidupan
dalam keterbatasan langkahnya
tertatih menapaki takdir seorang diri
disekanya hujan di raut wajahnya yang kian sayu
dengan kerentaan jemarinya yang mulai mengeriput
bibirnya gemetar menyimpan sebuah doa dan harapan
"aku ingin segera menemu kekasih abadiku"
*PK 11619*
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!