Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Pemanah

3 Februari 2019   07:58 Diperbarui: 3 Februari 2019   08:20 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia telah hujamkan pandangnya
Menusuk tajam relung jiwa ini
Mencabikcabik sekujur rasa
Memperdaya nalar hingga tak tersisa asa

Ia telah sasarkan ujung mata panah asmaranya
Menikam kalbu goreskan luka indah
Perih namun kupelihara bersama samar bayanganmu
Menemani setiap tetesan air mata pengharapan

Ia telah ranumkan pengharapan cintaku
Menggenapkan kelesah kalbu
Menorehkan puisipuisi sendu di mendung langit
Menyisakan penantian dan rindurindu tak berbalas

Ia lelaki pemanah hati
Bertahta di keagungan hasratku
Meski kini entah di mana...

*PuriKencana 3219 dalam sunyi* 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun