Ia telah hujamkan pandangnya
Menusuk tajam relung jiwa ini
Mencabikcabik sekujur rasa
Memperdaya nalar hingga tak tersisa asa
Ia telah sasarkan ujung mata panah asmaranya
Menikam kalbu goreskan luka indah
Perih namun kupelihara bersama samar bayanganmu
Menemani setiap tetesan air mata pengharapan
Ia telah ranumkan pengharapan cintaku
Menggenapkan kelesah kalbu
Menorehkan puisipuisi sendu di mendung langit
Menyisakan penantian dan rindurindu tak berbalas
Ia lelaki pemanah hati
Bertahta di keagungan hasratku
Meski kini entah di mana...
*PuriKencana 3219 dalam sunyi*Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H