Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Peace Train 5 di Kota Ramah HAM, Wonosobo

26 Mei 2018   22:03 Diperbarui: 26 Mei 2018   22:36 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
malam sarasehan Wonosobo Kota Ramah HAM

Peace Train Indonesia (PTI) 5 akhirnya digelar pada hari ini Sabtu 26 mei 2018 di kota yang ramah HAM yaitu Wonosobo dengan sukses. Perjalanan lintas agama yang diikuti oleh peserta dari seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai pemeluk agama ini, akhirnya mendarat dengan mulus di kota sejuk ini.

Sebelumnya acara yang sangat bermanfaat bagi generasi muda dalam mengenalkan keberagaman di antara mereka akan dilaksankan di Temanggung. Tapi ada penolakan oleh KOKAM (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) Kabupaten Temanggung dengan alasan kegiatan PTI 5 ini berpotensi membuat tidak nyaman umat muslim dalam menjalankan ibadah Sholat Taraweh dan I'tikaf di masjid, serta berpotensi mengganggu ketentraman dan kenyamanan warga di jelang Pilkada dan Pilbup. Himbauan keberatan oleh KOKAM ini ditujukan kepada Bupati Temanggung, Kapolres, dan Komandan Kodim 0706 Temanggung.

Akhirnya panitia lokasi berkoordinasi lagi dengan panitia pusat yang berada di Jakarta, lalu dicapai kesepakatan baru, acara tetap berjalan namun tidak berpusat di Temanggung melainkan bergeser ke kota sebelah, Wonosobo.

Menurut Anick HT yang merupakan salah satu penggagas PTI tujuan utama Peace Train yaitu mengajak anak-anak muda untuk mengenal perbedaan dan menghapus sekat-sekat perbedaan itu. peace Train juga diharapkan sebagai jembatan pemuda lintas agama untuk saling mengenal satu sama lain. Jadi sudah bisa dipastikan kegiatan ini tidak akan mengganggu pemeluk agama dalam menjalankan ibadah. Malah justru akan mengenalkan kepada pemeluk lain bagaimana rangkaian ibadah di bulan Ramadhan ini.

Clara Okoka (23 tahun) peserta dari Papua, mengaku bahwa mendapat pengalaman  baru mengikuti acara PTI ini. Selama ini dia menganggap umat Islam tertutup, ternyata umat Islam sangat ramah dan terbuka. Dia merasa senang dan bersemangat saat diperbolehkan masuk masjid. Penganut Kristiani yang baru kali ini menginjakkan kakinya di tanah Jawa, kemudian merasa bisa nyaman berinteraksi dengan umat islam meski seumur hidupnya baru kali ini dia masuk masjid. Dia pun sangat mengagumi dan merasa takjub dengan keindahan interior bangunan masjid. "Sebelum masuk masjid saya ragu, apakah mereka akan menerima saya, dan ternyata mereka sangat terbuka dan ramah" begitu pengakuannya tadi pagi sesaat setelah tiba di Wonosobo tadi pagi.

Peserta PTI 5 kali ini berjumlah 30,mewakili hampir seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. mereka membaur dengan ceria. Tak ada wajah lelah ataupun lusuh, meski semalaman mereka menempuh perjalanan dengan kereta api dari stasiun Senen menuju stasiun Weleri Jawa Tengah. Dari Weleri mereka naik bus menuju Wonosobo. Setelah istirahat sejenak dan membersihkan diri di areaa  masjid AL Manshur, para peserta dibawa ke GKJ Wonosobo. Setelah berramah tamah dengan pendeta dan pengurus gereja, mereka meluncur ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Katholik Dena Upakarta yang merupakan sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

peserta berpose di halaman GKJ Wonosobo
peserta berpose di halaman GKJ Wonosobo
Tamara B menyalami siswa sekolah Dena Upakarti dengan senyum manisnya
Tamara B menyalami siswa sekolah Dena Upakarti dengan senyum manisnya
Tamara larut dalam Tari Jawa
Tamara larut dalam Tari Jawa
di Vihara Bodhi Wahana
di Vihara Bodhi Wahana
meski baru kenal beberapa jam, mereka sudah membaur dan terlihat akrab satu sama lain
meski baru kenal beberapa jam, mereka sudah membaur dan terlihat akrab satu sama lain
Acara di sekolah Dena Upakarti menjadi lebih meriah karena  bintang tamu kali ini, Tamara Bleszynski bersama peserta PTI membaur dengan siswa sekolah itu dengan ramahnya. Bahkan saat diajak menari oleh salah satu siswa Tamara pun beranjak dari duduknya lalu larut menari Jawa mengikuti gerakan sang siswa tersebut.

Setelah peserta muslim Sholat Dhuhur, acara dilanjutkan ke Vihara Bodhi Wahana. Di Vihara ini pun peserta tak menampakkan rasa lelah, meski mereka berpuasa bagi yang muslim sementara non muslim tetap menahan diri untuk tidak makan dan minum demi menghormati teman muslimnya. Mereka tetap antusias menanyakan banyak hal yang ingin mereka ketahui di Vihara itu. Setelah puas dengan kunjungan di Vihara, peserta kembali lagi ke masjid Al Manshur untuk istirahat. Dan persiapan berbuka puasa serta sholat Taraweh.

Dan saat ini, panitia lokal menggelar acara Sarasehan Wonosobo Kota Ramah HAM. Bapak Abdul Kholik Arif (Mantan Bupati Wonosobo-inisiator Kota Ramah HAM) sebagai pembicara, bersama Bapak Zaenal Sukawi dari Forum Kerukunan Umat Beragama, Pendeta Aji dari GKJ, Romo Hari dari Indonesia Conference of Religion and Peace.  

malam sarasehan Wonosobo Kota Ramah HAM
malam sarasehan Wonosobo Kota Ramah HAM
Hingga tulisan ini dibuat, acara masih berlangsung penuh kekeluargaan. Bisa dikata acara PTI 5 ini sangat bermanfaat bagi generasi muda untuk mendidik mereka menghargai perbedaan dan menerima keragaman dengan lapang hati demi terciptanya kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan.

Semoga acara yang sama masih akan terus berlanjut dengan peserta yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun