Sidang pun digelar, dalam beberapa kali pertemuan. Sudah bisa di tebak setelah melewati serangkaian drama (baca -sinetron) kami dijebloskan penjara beberapa bulan dengan tuduhan palsu.
Sejak saat itu, pemikiranku tumbuh liar di sel penjara, karena otak perjuanganku tidak terlampiaskan dengan baik. Dan aku semakin sering merenungkan negeri ini dengan segala polah tingkah para terhormat yang sering menggadaikan wewenangnya untuk sifat rakusnya.
Hingga pada titik putus asa karena tidak bisa menuruti kata hati, aku turun ke jalan sendiri. Menyuarakan suara hatiku yang kini jadi bahan tertawaan banyak orang yang aku temui.
Ah...biar saja, mereka tidak pernah bisa memahami pemikiranku, perenunganku...cukup angin semilir yang menemaniku dalam perjuangan panjang hidupku...
Aku kembali terlelap diterpa angin, dinina-bobokan mimpi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H