Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sajak Lelaki Kopi

15 Mei 2016   16:55 Diperbarui: 4 Agustus 2016   10:23 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar mas Eka Tuh

# kopi dan dua lelakiku 

lelakiku satu menyeduhi kopi
lelakiku dua menyandui kopi
di hatinya, jiwa tertambat
di rasanya, asaku mengakar
lelakiku, secangkir kopi  
pahit namun selalu sanggup mengentalkan rindu 

lelaku satu menebarkan aroma kopi di sekujur jiwa
lelaki dua melukis kepulan-kepulan kopi di dinding kalbu
pesonanya memabukkan
cintanya menyandui
namun tak hendak aku terbangun dari gandrung ini
sebab di dada dua lelaki kopi kutempatkan segala isi jiwa

# sepahit kopi hitamku

aku tersesat ditegukan kopi sore ini, tatkala senja mulai bergumul dengan jingga di batas cakrawala hitam
tak kutemui dirimu yang dulu kerap lambungkan aku dalam khayal tiada batas, pun suaramu yang sanggup luluhkan egoku
kubiarkan saja pahit berhenti di rongga dadaku, sebab merindumu itu lebih pahit dari sekedar rasa pahit kopi tempat aku mengadukan kisahku yang terhempas musim
kau tak pernah tahu

*PK, 51516*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun