Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Rasa Memilik Negeri" yang Kehilangan Makna

31 Januari 2014   19:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:17 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru PMP (Pendidikan Moral Pancasila) dan PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) waktu sekolah di SD dan SLTP mengatakan bahwa pentingnya "rasa memiliki" terhadap negara akan menumbuhkan kecintaan. Dan dari kecintaan terhadap negara, maka akan timbul rasa nasionalisme yang mendalam. Dan itu adalah modal awal bagi anak negeri untuk berjuang membangun dan menjaga negeri agar semakin maju dan berjaya.

Petuah dari guru tersebut terkadang masih sering melintas di benak. Dan di era sekarang ini, petuah itu agaknya perlu ditekankan lagi pada generasi penerus bangsa. Sebab rasa memiliki sepertinya telah meluntur di jiwa sebagian besar anak negeri dan telah kehilangan nilai dan maknanya.

Saat ini,  "rasa memiliki negeri" sepertinya sudah beralih maknanya. Terbukti para petinggi dan kroni-kroninya merasa memiliki negeri dengan cara mengeruk "kekayaan negeri" dengan se-enak hati. Korupsi meraja-lela di instansi pemerintah, bahkan di jajaran wakil rakyat. Dan "rasa memiliki" seperti yang pernah di nasehatkan guru-guru sekolah dulu kini hanya tinggal nasehat yang kehilangan makna.

Miris, petuah yang sangat mulia itu kini telah berganti makna. Dan akan menjadi percuma tatkala generasi penerus dicekoki "rasa memiliki negeri" tapi petinggi-petingginya memberikan contoh yang tak layak dilihat apalagi ditiru. Negara ini telah kehilangan modal awal perjuangan dari generasi penerusnya.

salam trenyuh

Temanggung, 31 1 14

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun