Harusnya tak kubiarkan aku terlarut dalam pedih tentang kenangan masa lalu, tapi aku tak mampu tuk melupakan bahwa kau pernah menepikanku dan mengkoyak kanvas indah lukisan rumah tangga kita. Kenyatan ini membuat luka hati yang tak terperi, hingga saat ini, sepuluh tahun berlalu, aku tak bisa melupakan kenangan pahit yang menodai sucinya ikatan perkawinanku. " Wah masih lebih cantik mbak dari pada dia, aku juga heran mbak mengapa mas Dida tertarik padanya " kata temanku yang mendampingimu bertugas diluar pulau. Tempat dimana kau tergoda dan menjalin cinta dengan perempuan itu. Aku sakit hati,terlebih saat tahu bahwa perempuan itu seorang pelacur.
*************************
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H