Mohon tunggu...
Selpi Agustina
Selpi Agustina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengenal Desa Bendul dan Sejarah Lahirnya Sukatani di Purwakarta

17 September 2024   14:18 Diperbarui: 17 September 2024   14:20 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asal mula sukatani berawal dari desa Bendul yang merupakan Desa pertama pada tahun 1911 di jaman pemerintahan Belanda, yang di pimpin oleh kepala desa mandor Arwan. Pada tahun 1922/1953 ada tokoh setempat bernama Mama Basir berhasil mendirikan KOPRASI Desa Bendul, sampai saat ini menjadi KU D dan Mama Basir pun mampu mengatasi tekanan Belanda sehingga Desa Cinusa menjadi satu dengan Desa Bendul pada tahun 1926 yang sebelumnya Desa Cinusa di pimpin oleh Bah Otong. 

Pada tahun 1950 s/d 1958 terjadilah perubahan nama menjadi Desa Sukatani yang sudah terkenal dikalangan penduduk atau Desa sekitar bahkan sampai keluar kota nama 'Sukatani' diambil karena masyarakat di Desa ini mayoritas adalah petani terutama petani singkong sebagai bahan baku yang menghasilkan tape. 

Desa sukatani pada tahun 1976 s/d 1983 mengalami pemekaran wilayah untuk pertama kalinya, yang di pimpin oleh lurah Sahdi Sutisna yaitu Desa Sukajaya dan Sukamaju. Sukatani terus mengembang wilayahnya dengan lahirnya Desa Malangnengah serta membaginya Desa Sukajaya menjadi Sukajaya dan Cijantung. Desa Sukamaju di mekarkan menjadi tiga Desa yaitu, Cilalawi, Cipicung dan Sukamaju. Adapun pembangunan SMA 1 SUKATANI dilakukan pada periode tahun 1984 s/d 1986 yang di pimpin oleh lurah Diat Sudiat serta peletak pondasi rencana pembangunan pasar anyar. 

Sukatani telah bertransportasi menjadi wilayah yang ramai di Purwakarta serta menjadi salah satu jalur lalu lintas yang sibuk dilalui oleh hasil pertambangan tanah dan batu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun