Pada artikel sebelumnya penulis membahas tentang "Manfaat Mindful Eating Bikin Makan Jadi Happy". Saat menulis artikel, penulis tiba-tiba terpikir tentang anak yang picky eater. Apakah mereka bisa mindful eating?
Picky eater terjadi karena seseorang memiliki tingkat sensitivitas tinggi terhadap tekstur, bau, dan rasa makanan. Faktor lainnya yang memengaruhi yaitu adaptasi perilaku terhadap kebiasaan makan orangtua. Mengatasi anak picky eater, kreativitas orangtua dibutuhkan untuk menyajikan makanan agar terlihat menarik namun tetap terkandung nutrisi penting didalamnya.
Orangtua dengan anak picky eater cenderung mengalami masa-masa sulit menghadapi mood anak yang tidak menentu. Disamping itu sikap enggan anak untuk mencoba makanan baru adalah tantangan berat yang dihadapi. Jika berada dalam situasi tersebut, penulis bisa membayangkan kerentanan orangtua terhadap stres dan rasa frustasi tinggi. Â Berikut ini adalah beberapa hal yang mempengaruhi mindful eating picky eater :Â
1. Reward atau PunishmentÂ
Hal umum yang biasanya dilakukan orangtua untuk mendorong anak picky eater adalah dengan penerapan reward atau punishment. Pada prinsipnya pemberikan reward dan punishment berlebihan akan berdampak pada kebiasaan picky eater yang buruk. Anak akan membentuk perilaku makan dengan dua tujuan, yaitu mendapatkan reward atau menghindari hukuman. Akhirnya, anak picky eater akan sulit mengembangkan mindful eating.Â
2. Melibatkan AnakÂ
Anak picky eater memiliki kesukaan yang spesifik terhadap makanan. Orangtua dapat melibatkan anak untuk memilih bahan makanan yang disukai dan mengontrol sendiri  jumlah makanannya. Karena anak akan memilih makanan berdasarkan preferensinya maka reaksi emosional yang terbentuk adalah positif. Dengan demikian diharapkan anak picky eater akan mindful eating saat menyantap makanan.Â