Tujuan pendidikan anak adalah mempersiapkan mereka menghadapi masa depan saat orangtua tidak bisa lagi mendampingi.
Sebegitu pentingnya pendidikan, sehingga perlu mendapatkan perhatian dan kerjasama intens antara keluarga dan institusi pendidikan. Mengapa? Sebagai contoh, seorang murid saya menunjukkan ekspresi sedih dan pendiam saat sejak pertama tiba di sekolah. Dalam proses belajar pun ia tampak tak bersemangat. Tidak seperti biasanya. Ketika saya bertanya, ia pun menceritakan situasi tidak menyenangkan yang terjadi di rumahnya tepat sebelum ia berangkat ke sekolah.Â
Lalu, apa yang selanjutnya dilakukan oleh guru?
Jujur saja, pasti mengalami kebingungan. Meminta anak untuk fokus di kelas bukanlah solusi. Hal ini dikarenakan kondisi emosi anak yang sedang tidak stabil. Akibatnya, anak menjadi tidak fokus dan pelajaran di hari itu tidak dapat terserap optimal. Ini adalah satu dari sekian banyak kejadian yang menunjukkan peran keluarga sangat penting menumbuhkan minat belajar anak.
Kondisi dan situasi lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan mental anak. Proses belajar sendiri tidak hanya mengandalkan mental, tetapi juga aspek emosional terlibat didalamnya. Oleh karena itu, jika anak dalam kondisi emosi yang sehat tentu motivasi dan minat belajarnya akan berjalan sesuai yang diharapkan. Â Â
Dalam prakteknya, kesadaran orangtua akan perannya tidaklah cukup ketika tidak dibarengi dengan cara bersikap.Â
Berikut ini adalah 3 kesalahan orangtua yang menumpulkan minat belajar anak :Â
1. Tidak terlibat dalam masalah anak berprosesÂ