Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Paradigma Perjuangan Para Ibu Menyusui dalam Ragam Bingkai Situasi

18 September 2023   01:05 Diperbarui: 21 September 2023   16:25 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Kristina Paukshtite: https://www.pexels.com/photo/mother-holding-her-baby-3270224/ 

Selain pendampingan dari suami, ada pula faktor situasional lainnya yang memengaruhi proses menyusui Ibu:

1. Ibu menyusui yang sedang bekerja 

https://api.parashospitals.com/uploads/2018/09/maxresdefault.jpg
https://api.parashospitals.com/uploads/2018/09/maxresdefault.jpg

Dikutip dari detikhealth, ditemukan sebanyak 45% Ibu memutuskan untuk tidak memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama setelah bayi lahir. Salah satu penyebab umumnya adalah karena para Ibu harus kembali bekerja, sehingga mereka kesulitan mengatur waktu memberikan ASI.  

Sejujurnya, sangat disayangkan mengingat kebutuhan mengASIhi menguntungkan bagi Ibu dan bayi. Dikutip dari jurnal kesehatan The Risks of Not Breastfeeding for Mothers and Infants oleh Alison Stuebe, MD, MSc, dijelaskan bahwa manfaat menyusui pada Ibu adalah mengurangi resiko kanker payudara, kanker ovarium, mengurangi berat badan gestasional, mengurangi resiko diabetes tipe 2, dan sindrom metabolik. 

Sedangkan, manfaat ASI pada bayi antara lain mengurangi resiko penyakit berbahaya seperti morbiditas menular, termasuk otitis media, gastroenteritis, dan pneumonia, serta mengurangi risiko obesitas pada masa kanak-kanak, diabetes tipe 1 dan tipe 2, leukemia, dan sindrom kematian bayi mendadak. 

World Health Organization (WHO) sendiri telah menyarankan wajib memberikan cuti melahirkan kepada Ibu yang bekerja selama kurang lebih 6 bulan dengan tujuan agar para Ibu dapat fokus pada kebutuhan mengASIhi bayi. Selain itu, apabila memang tidak diberikan cuti maka perusahaan wajib menyediakan fasilitas ruangan laktasi kepada Ibu pekerja dan bayinya. Diharapkan kerja sama dari semua pihak melalui regulasi yang jelas dan menguntungkan bagi Ibu pekerja dapat meningkatkan dan mendorong Ibu pekerja untuk tetap memberikan ASI pada anaknya. Mengingat data Indonesia mengalami penurunan tingkat Ibu yang menyusui. 

Pada banyak kasus, para Ibu yang bekerja diperbolehkan untuk memberikan susu formula apabila memang diperlukan dan telah mendapatkan persetujuan dari profesional. Hal ini dikarenakan para Ibu yang bekerja lebih beresiko tinggi sulit memberikan ASI eksklusif. UNCEF dan WHO sendiri telah angkat suara mengenai regulasi Indonesia tentang cuti dan penyediaan fasilitas ruang laktasi yang ramah Ibu pekerja. Hal ini bukan tanpa alasan karena didukung dengan fakta bahwa Ibu pekerja terpaksa menyusui atau pumping ASI di toilet. 

2. Ibu menyusui dengan usia muda 

Photo by Kristina Paukshtite: https://www.pexels.com/photo/mother-holding-her-baby-3270224/ 
Photo by Kristina Paukshtite: https://www.pexels.com/photo/mother-holding-her-baby-3270224/ 

Mengutip data Badan Pusat Statistik 2022 melalui Indonesiabaik.id menunjukkan bahwa sebanyak 37,27% pemuda perempuan memiliki usia menikah pertamanya pada 19-21 tahun. Lalu, 26,48% pemuda perempuan menikah pertama kali ketika berusia 16-18 tahun. Sumber lain dari Kompas.id dijelaskan bahwa "Adapun aturan tentang batas usia menikah tertuang dalam UU No.16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Pasal 7 dalam undang-undang tersebut menyebutkan, perkawinan diizinkan apabila seseorang sudah mencapai usia 19 tahun. Aturan ini tak lagi membedakan usia boleh nikah antara laki-laki dan perempuan". 

Membandingkan data diatas dengan beracu pada peraturan perundang-undangan, maka dapat disimpulkan bahwa Ibu muda di Indonesia masih terhitung banyak. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk aktif mencari dan mendapatkan penyuluhan mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif serta menjaga kesehatan sejak remaja untuk mencegah terjadinya stunting. 

Kurangnya pengetahuan pada Ibu muda seperti kadar gizi mineral dalam makanan, menjaga kebersihan kenyamanan lingkungan tanpa asap rokok, pemberian vaksinasi pada ibu-bayi, dan lainnya dapat dilihat di sini.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun