Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Rasa Cukup, Ampuh Hadapi Para FOMO

12 September 2023   12:47 Diperbarui: 12 September 2023   22:17 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Sam Lion: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-berkemeja-putih-lengan-panjang-memegang-mug-keramik-putih-6002003/

Apa yang dimaksud dengan rasa cukup atau istilah kerennya self-contentment? Artinya adalah merasa puas dengan apa yang telah dimiliki dalam hidup. Sedangkan, hedonisme adalah ajaran yang mengutamakan kesenangan sebagai tujuan hidup.  Salah satu perilaku konkret hedonisme adalah gaya hidup konsumtif. 

Faktor yang berperan

Ada banyak faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif seperti jumlah pendapatan, pola asuh orangtua, tingkat ekonomi keluarga, lingkungan pergaulan, dan kebiasaan hidup. Badan Pusat Statistik Indonesia menyatakan daya beli konsumen meningkat drastis khususnya pada perayaan hari besar keagamaan. Setelahnya, terjadi penurunan indeks daya beli konsumen walau hanya sedikit. Fenomena ini menunjukkan bahwa daya konsumtif masyarakat Indonesia masih cenderung tinggi. Pertanyaannya, apakah sebanding dengan pendapatan? 

Tren FOMO (Fear of Missing Out) yang merebak akhir-akhir ini, membuat generasi muda memilih untuk menghabiskan banyak biaya demi memuaskan keinginannya, sehingga kebutuhan yang penting malah terabaikan. Akibatnya, banyak generasi muda yang terjebak dalam hutang piutang pinjol. Sangat disayangkan, semua itu dilakukan demi untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari lingkungannya yang merupakan dampak dari perkembangan diri yang tidak sehat seperti rasa percaya diri yang rendah, self esteem rendah, kurangnya kontrol diri, dan rendahnya self-contentment. 

Apa kaitannya dengan self-contentment? 

Self-contentmrnt ditemukan berkorelasi positif dengan kepuasan hidup. Seorang terapis, Jacqueline Pearce, MSEd, LMHC dalam tulisannya menjelaskan bahwa contentment memungkinkan seseorang menghasilkan perasaan yang positif (rasa puas, bersyukur, senang, tenang) dengan hidup, mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan, hubungan sehat dengan diri sendiri, dan kesederhanaan menjalani hidup. Melihat perkembangan zaman yang berpengaruh pada gaya hidup konsumtif, maka valid untuk mengatakan penting belajar memiliki rasa cukup (contentment) pada diri sendiri. 

Individu yang memiliki self-content cenderung tidak mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman. Karena mereka memiliki pemahaman yang tinggi atas apa yang sudah mereka miliki dan bagaimana cara memanfaatkan resource tersebut untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 

Bagaimana cara menumbuhkan self-contentment? 

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membiasakan diri kita merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Hal umum yang telah dibiasakan sejak kecil adalah mengatur dan menggunakan barang yang masih layak pakai. Atau menyumbangkan barang yang sudah tidak dipakai pada orang yang membutuhkan alih-alih menumpuk banyak barang di rumah. 

Selanjutnya, meningkatkan produktifitas dengan cara menentukan target jangka panjang yang akan dicapai. Hal ini membantu pemikiran kita berorientasi ke masa depan, sehingga mampu mengatur keuangan dengan lebih baik. 

Ketiga, menyadari dan menerima keterbatasan sumber daya diri. Jangan memaksakan diri mendapatkan sesuatu yang tidak sanggup dipenuhi. Karena berakibat pada ketidakpuasan hidup dan munculnya masalah yang tidak diinginkan. 

Intinya, memiliki self-contentment berarti boleh berambisi untuk mendapatkan apa yang diinginkan, namun jangan sampai serakah. 

Bagaimana dampak self-content pada kualitas hidup? 

Individu yang mampu merasa puas dengan apa yang dia punya cenderung akan lebih percaya diri, mampu menentukan skala prioritas, self-control baik, tidak mudah terpengaruh, dan berprinsip. Selain itu, mereka  juga akan lebih mampu menerima dirinya sendiri, mengerjakan sesuatu dengan sukacita, menghargai hal-hal kecil, live in the present, dan lebih berpikiran positif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun