Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar yang Bebas Bertanggungjawab

18 Agustus 2023   18:47 Diperbarui: 9 November 2023   23:22 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merdeka merdeka merdeka ...

78 tahun sudah Indonesia merdeka. Perayaan kemerdekaan negara kita setiap tahun hendaknya dimaknai sebagai momentum penting semangat nasionalisme dalam membangun peradaban yang bebas dan maju dalam hal berpikir serta bersikap. 

Salah satu pilar penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah melalui pendidikan. Pendidikan tidak hanya diperoleh secara formal, melainkan entitasnya hidup dalam setiap proses bermasyarakat. 

Sebagai contoh, penanaman nilai budaya dan tradisi sejak dini dalam keluarga merupakan aplikasi dari pembentukan identitas bangsa yang tercermin pada sifat karakter seseorang di masyarakat. 

Peran pendidik dan pelajar sebagai penggerak roda pendidikan, baik dalam institusi formal dan non-formal sudah seharusnya menjalankan perannya dengan optimal. Saling mendukung dalam budaya kompetisi sehat, guna menghasilkan generasi pribadi yang siap bersaing kualitas dan adab di masa depan. 

Terlepas dari adanya fakta Indonesia masih terus bergerak untuk mencapai inklusifitas dalam berbagai aspek termasuk pendidikan, seperti penyediaan fasilitas memadai, sarana tenaga kerja, akses yang sama khususnya pada daerah terpencil, hingga jaminan kesejahteraan pendidik. 

Berbagai masalah yang tengah dihadapi hendaknya tidak menyulut semangat belajar memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan literasi dan keterampilan hidup (life skill dan social skill). 

Lantas apa makna kemerdekaan belajar bagi kompasianer?

Secara logika, kemerdekaan belajar dapat dipahami secara bebas oleh siapapun. Kemerdekaan belajar sebagai institusi dapat bermakna keleluasaan mengadaptasikan penerapan kurikulum, menetapkan sistem pendidikan yang menguntungkan, mengarahkan proses belajar mengajar melalui berbagai metode penilaian bervariasi, dan lain sebagainya. 

Menurut saya sebagai alumni, kemerdekaan belajar berarti bebas bertanya, menemukan masalah, mencari solusi, dan menjadi berguna bagi masyarakat yang membutuhkan. Bimbingan dan arahan dari tenaga profesional dan/atau berpengalaman sangat krusial untuk melatih dan meningkatkan skill/keterampilan individu. 

Oleh sebabnya, institusi berbagai level memiliki peran dan tujuan yang sama yaitu memanusiakan dan memberdayakan manusia sebagai pribadi yang cerdas, terampil, dan kritis terhadap perubahan.   

Begini pandangan kemerdekaan belajar dan pendidikan menurut Tokoh Pendidikan Indonesia    

Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Indonesia yang memiliki segudang prestasi dan masih menjadi blueprint penggerak pendidikan di Indonesia. Beliau memiliki banyak kutipan yang memberikan motivasi semangat bagi para pendidik dan/atau penggiat pendidikan. Beberapa kutipan favorit saya dari beliau adalah sebagai berikut: 

  • "Among System kita yaitu: menyokong kodrat alamnya anak-anak yang kita didik, agar dapat mengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya sendiri-sendiri." - Ki Hajar Dewantara

  • "Di mana ada kemerdekaan di situ harus ada disiplin yang kuat. Sungguh disiplin itu bersifat self disiplin, yaitu kita sendiri mewajibkan dengan sekeras-kerasnya. Dan peraturan yang sedemikian itu harus ada di dalam suasana yang merdeka." - Ki Hajar Dewantara.

  • "Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat)." - Ki Hajar Dewantara.

  • "Pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidupnya lahir, sedang merdekanya hidup batin terdapat dari pendidikan." - Ki Hajar Dewantara.

Secara umum, saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Bapak Ki hajar Dewantara. Sistem pendidikan kita sepantasnya mendukung potensi anak-anak yang telah dimiliki sejak mereka terlahir ke dunia seperti telah diatur dalam UUD. 

Berfokus pada kelebihan anak dan memberikan ruang lebih bagi mereka mengenal serta mengembangkannya sebagai individu adalah wujud dari memanusiakan manusia. Selain itu, disiplin diri adalah skill penting yang menentukan kualitas pribadi individu sehingga perlu ditopang oleh sistem regulasi yang wajib merata dan tidak berat sebelah. 

Berdasarkan kutipan Ki Hajar Dewantara diatas, maka saya mendapatkan beberapa poin penting berkaitan dengan Kemerdekaan belajar dan pendidikan:

  1. Hasil belajar setiap individu tidak harus pada level penilaian yang sama

Setiap sekolah memiliki standar penilainnya terhadap keberhasilan anak. Seorang murid dikatakan berhasil jika mencapai tahapan tertentu. Hal tersebut dibutuhkan sebagai tolok ukur level pemahaman pengetahuan. Namun, tidak semua anak bisa mencapai apa yang diharapkan. 

Sebagai contoh, ada anak yang berprestasi dalam olimpiade matematika dan yang lainnya berperstasi dalam olahraga badminton. Keduanya sama-sama membanggakan dalam bidang potensi yang berbeda. Oleh karena itu, dukungan dan penghargaan terhadap individu/kelompok diharapkan tidak keliru hanya berpatokan pada satu sudut penilaian utama. 

  1. Bebas menentukan arah perkembangan diri

Salah satu peran penting pendidikan adalah membantu individu mengenal dan memahami dirinya sendiri. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan bimbingan dan arahan secara personal kepada murid mengenai apa yang dibutuhkan di masa depan setelah sukses menyelesaikan pendidikan formal. 

Sebagai contoh, konseling perencanaan karir di SMA merupakan salah satu program penting yang perlu dikembangkan guna membantu murid mendapatkan gambaran tentang apa yang akan ia kerjakan setelah lulus. Perencanaan karir tidak hanya tentang pemilihan jurusan kuliah (masih menjadi pilihan utama dalam masyarakat), melainkan hal opsional lain sesuai dengan minat dan bakatnya. 

Lembaga pendidikan yang seimbang antara idealis dan realistis diperlukan sebagai sarana murid memeroleh bantuan yang diperlukan untuk mengembangkan dirinya secara mandiri.   

  1. Bebas bertanggungjawab menjalankan peran dalam komunitas

Kemerdekaan belajar dan pendidikan selanjutnya terjadi secara langsung dalam masyarakat. Sifatnya terikat dan memaksa karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. 

Bapak pendidikan Indonesia dalam kutipannya menyiratkan satu kesatuan dalam masyarakat adalah hasil dari pendidikan. Kedudukan individu dalam masyarakat memiliki perannya masing-masing yang saling saling menunjang satu sama lain sehingga tercipta lingkungan sosial yang aman, damai, dan tenteram. 

Optimalisasi potensi diri yang dibiasakan sejak dini tentu berpengaruh besar terhadap inisiatif individu berinovasi di lingkungan. Disinilah peran penggerak pendidikan seperti orangtua, tokoh masyarakat, organisasi, cendekiawan, relawan, dan pemangku kepentingan lainnya mengambil peran dalam mendidik dan menyambut generasi muda sebagai individu kreatif dan inovatif.  

  1. Bebas bertanggungjawab atas pilihan-pilihan hidup

Target jangka panjang dari proses pendidikan yang dijalani selama belasan tahun adalah memampukan individu bertanggungjawab atas pilihan hidup yang diputuskan. Kemerdekaan hidup lahir dan batin merupakan aktualisasi diri tertinggi individu. 

Ya, proses tersebut sejalan dengan ungkapan "belajar seumur hidup". Hasil belajar seumur hidup tersebut tercermin dalam karakter yang ditampilkan dalam masyarakat seperti toleransi, solidaritas, tenggang rasa, berpikir kritis, tanggung jawab, dan lain sebagainya. 

Bagaimana sistem pendidikan Indonesia saat ini? 

Kemerdekaan belajar dan pendidikan Indonesia tampak menunjukkan perkembangannya dari waktu ke waktu, meskipun masih terbelakang dibandingkan dengan negara lain. Namun, sekecil apapun perubahan ke arah positif perlu diapresiasi dan ditindaklanjuti bersama. 

Kehadiran NGO dan lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan telah mengambil peran penting dalam meningkatkan inklusifitas, sehingga perlu diberikan dukungan lebih oleh pemerintah. Selanjutnya,  sistem pendidikan Indonesia juga menunjukkan perkembangan dengan desentralisasi pendidikan ke tingkat berbasis sekolah. 

Desentralisasi pendidikan melalui kurikulum merdeka merupakan langkah baik dari pemerintah yang patut diapresiasi. Meskipun dalam penerapannya, setiap institusi masih perlu melakukan perombakan sistem pendidikan besar-besaran dan sejatinya berfokus pada potensi anak. 

Kemerdekaan belajar dan pendidikan baru saja diawali dengan kurikulum merdeka. Kemajuan negara perlu bersaing dengan negara lain, tetapi tidak perlu menjadi sama dengan negara lain. Sistem pendidikan Indonesia sebaiknya didasarkan pada perkembangan kemampuan murid secara individu. 

Oleh karena itu, tenaga kerja pendidik masih diharapkan akan terus bertambah dan kesejahteraannya perlu diperhatikan oleh pemerintah. Kenaikan gaji insentif perlu memeroleh regulasi yang jelas  dengan mempertimbangkan kualifikasi dan sertifikasi tenaga pendidik. Tenaga pendidik yang merdeka sejahtera tentunya berdampak pada efektifitas belajar dan pendidikan yang merdeka. 

Salam pendidikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun