Saat kita membaca tulisan membaca, tentu dalm benak kita terfikir, sebenarnya apa sih pentingnya bahasa? Mengapa bahasa harus dipelajari? Dari beberapa pertanyaan yang membuat kita bingung tersebut, alasan mengapa kita mempelajari bahasa dan kata-kata secara mendalam adalah bahwa tingkat perkembangan kemampuan verbal manusia jauh melampaui spesies-spesies lain. Oleh sebab itu, kemampuan berbahasa berfungsi sebagai demarkasi (batas pemisah) filogenetik. Beberapa ahli memperkirakan bahwa jumlah kata-kata yang maknanya diketahui oleh seseorang berkisar antara 20.000 hingga 40.000 kata, dan memori rekognisi bahkan berjumlah jauh lebih besar dari pada angka tersebut, sehingga tidaklah heran apabila sebagian besar pengetahuan kita bersifat verbal.
Alasan lain yang menjadi penyebab mengapa kata-kata dan bahasa perlu dipelajari dalam psikologi kognitif secara mendalam adalah bahwa struktur sematik memungkinkan kita dalam mengidentifikasi jenis-jenis benda yang tersimpan dalam memori kita, dan bagaimana kita mengidentifikasi benda yang tersimpan tersebut dengan dangan benda yang lain. Seperti contoh, ketika kita melihat kursi, dengan mudah kita dapat mengidentifikasi bahwa itu adalah sebuah kursi karena sebelumnya dalam otak kita terdapat memori tentang bentuk sebuah kursi. Misalnya, kursi punya kaki empat dan seperti angka emapat terbalik. Kemudian ketika kita melihat sebuah meja (karena kita belum mengetahui sebelumnya) kita bertanya, apa benda tersebut? Dia mempunyai kaki empat tapi bentuknya tidak seperti angka empat yang terbalik. Kemudian mulai mengidentifikasi apa sebenarnya nama benda tersebut.
Mungkin bagi psikolog kognitif kata-kata merupakan hal yang tidak menarik untuk dipelajari. Akan tetapi studi terhadap kata-kata atau tata bahasa menjadi menarik bukan karena nilai intrinsiknya, melainkan konsep-konsep dan hubungan-hubungan yang ditemukan dalam studi tersebut. Penemuan-penemuan tersebut juga mengungkap berbagai fakta sehingga struktur pengetahuan menjadi lebih jelas dan bermakna. Dengan mempelajari kata-kata direpresentasikan dalam memori, kita dapat mempelajari sejumlah hal mengenai isi, struktur dan proses mengenai representasi pengetahuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H