Mohon tunggu...
selly octarina
selly octarina Mohon Tunggu... lainnya -

simplify..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Membuat Tertarik Rakyat di IIMS 2010.

2 Agustus 2010   15:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:22 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah berpuluh-puluh tahun cuti mengunjungi Jakarta Fair, minggu lalu saya berkesempatan untuk datang ke JIEX Kemayoran yang sedang menyelenggarakan acara IIMS (Indonesia International Motor Show) 2010. Biasanya saya tidak pernah tertarik untuk menonton acara seperti ini yang saya anggap hanya ajang bermewah-mewah, terbukti dari data yang ada untuk tahun ini nilai transaksi sampai menembus trilyunan! luar biasa.. Namun karena kompasiana dan iB yang punya acara, jadilah saya datang ke JIEX untuk ikut workshop menulis dalam rangkaian acara blogging day (yang gagal saya ikuti). Dalam sesi mencari berita, saya datangi hall demi hall dengan kecepatan super, jeprat-jepret objek yang kira-kira bisa mendukung ide tulisan saya, lalu kembali ke tempat workshop dalam waktu tak lebih dari 1 jam! Arena pameran seluas JIEX tentu tak bisa dijelajahi hanya dalam hitungan kurang dari satu jam, alhasil saya gagal menulis berita yang (tadinya) akan bertema pameran mobil mewah buat anak-anak dan ibu-ibu. Ide ini muncul saat melihat sekumpulan anak yang bermain di arena bermain yang disediakan Daihatsu dan sekumpulan ibu-ibu yang duduk manis dengan wajah bosan menunggu. [caption id="attachment_212736" align="alignleft" width="224" caption="Pojok penantian ;)"][/caption] Pojok ini diciptakan Daihatsu ini seiring dengan temanya eco-technology motoring, teknologi yang ramah lingkungan. Terlihat dari desainnya yang bernuansa alam, demikian juga kids corner-nya yang bernuansa hutan serta tempat duduk yang dibuat menyerupai potongan batang pohon. Pojok ini menjadi minat saya barangkali karena dunia kerja saya dekat dengan anak-anak dan melihat wajah para ibu yang boring jadi mengingatkan ke-boringan saya juga saat mengunjungi pameran mobil. Namun waktu tahu sang mantan pacar memenangkan (lagi) kontes menulis, saya jadi semangat untuk datang lagi ke JIEX di hari terakhir pameran untuk mengambil hadiahnya yang lumayan. Namun kali ini mengajak anak-anak. Jadi semangat karena ingin mengajak anak-anak naik KRL Jabotabek, apalagi buat Ilham, anak saya yang berumur 2,5 tahun, ini kali pertamanya naik kereta. Dan terus terang, ingatan pada pojok inilah yang membuat saya merasa aman dan akan punya tempat pelarian bila Ilham ternyata rewel. Namun ternyata terbukti orangtua kadang salah menilai keinginan anaknya. Tempat bermain seperti ini saya pikir akan membuat Ilham terhibur, ternyata bukan. Dia malah mengamuk tidak mau masuk tempat bermain yang dibuat senyaman mungkin buat anak. Kami agak sedikit kewalahan. Akhirnya kami memutuskan untuk mempercepat waktu kunjungan dengan memasukkan potongan tiket masuk di hall B (siapa tahu rejeki kami dapat hadiah mobil :D) lalu pulang. Di Hall B dipamerkan mobil-mobil besar yang sangat disukai Ilham. Rewelnya berhenti bahkan akhirnya malah susah untuk membuatnya beranjak dari salah satu stand disana. [caption id="attachment_213718" align="aligncenter" width="300" caption="Bus Poncho yang mungil dan bersahabat."][/caption] Stand Hino, memamerkan salah satu produk unggulannya berupa bis mini dengan nama Poncho. Mini karena kapasitasnya hanya 36 penumpang. Dari desainnya tidak ada yang berlebihan, interiornyapun biasa saja, namun yang membuat saya sebagai pengguna sarana umum tertarik adalah karena setiap detail dari bis ini dibuat untuk kenyamanan penumpangnya. Bersahabat bagi disable, anak-anak dan manula karena bis ini memiliki dek yang rendah dan bisa naik turun. Lantai yang datar dan paling lega di kelasnya, pegangan yang tidak hanya menjuntai dari atas melainkan juga di sandaran kursi penumpang sehingga kita bisa berpegangan dengan mantap. Selain itu terdapat tombol di beberapa tempat yang bisa kita nyalakan untuk memberitahu sopir, kita akan turun di halte berikutnya. Sayangnya saya tidak bertanya berapa harganya, namun ada pengunjung yang nyeletuk: " Kalo bis kayak gini yang dipake disini, bisa bangkrut negara, sehari beli besoknya langsung rusak gara-gara penumpang!" Mau tidak setuju, begitulah kenyataannya. Kesadaran masyarakat kita untuk memelihara sarana publik memang masih terhitung rendah. Jika tidak bisa atau sayang beli bis baru, barangkali kita akan kembali menerima 'limbah' kendaraan second dari Jepang berupa hino poncho generasi produksi massal tahun 2002. Karena dipelihara dengan baik, mungkin saja sampai disini barang yang sudah out of date di negara asalnya bisa menjadi sarana transportasi mewah seperti kereta (KRL JABODETABEK) 'hibah' Jepang yang dijadikan kereta pakuan dan AC ekspress maupun  ekonomi AC. Satu hal yang menarik dari IIMS 2010, baru kali ini saya sebagai rakyat yang belum mampu membeli mobil-mobil yang dipamerkan, paling tidak menikmati satu bagian dari jenis transportasi umum. Semoga pemerintah lebih memperhatikan sarana publik seperti ini sehingga menjadi salah satu solusi kemacetan yang belakangan semakin 'menggila'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun