Mohon tunggu...
Sellovina Sinaga
Sellovina Sinaga Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Theologia

Saya sellovina, seseorang yang akan banyak menulis tentang apa yang telah dialami dan dirasakan selama proses bertumbuh di dalam Tuhan hingga menghasilkan buah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapakah Manusia, Berdasarkan Mazmur 8:5?

2 Oktober 2023   21:12 Diperbarui: 2 Oktober 2023   21:17 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Doktrin mengenai manusia adalah Doktrin yang sangat penting dan fundamental. Dalam pemahaman mengenai siapa dan bagaimana manusia itu, orang percaya dapat membangun relasi yang benar dengan Tuhan. Mengenal pengertian mengenai siapakah manusia sengatlah penting, sebab pengertian ini sangat mempengaruhi seluruh perilaku hidup seseorang. Pemahaman seseorang mengenai siapa dirinya sebenarnya adalah dasar sebuah pertimbangan etis yaitu pengertian mengenai yang baik dan yang buruk, yang patut dilakukakn dan yang tidak patut dilakukan -serta tujuan kehidupanya. Seseorang tidak mengenal siapa dirinya sesuai dengan kebenaran Alkitab, tidak akan pernah tahu tujuan hidupnya; what is the reason of life. Inilah yang membedakan antara manusia dan hewan. Hewan tidak memiliki landasan etika atau pertimbangan etis, sebab hewan tidak mengenal dirinya sendiri, dan tidak memiliki pilihan bagaimana menempatkan diri di hadapan Tuhan, serta tidak memiliki tujuan hidup. Lalu yang menjadi pertanyaannya yaitu "Who am I?'' Manusia pada umumnya memiliki natur berdosa. Hakikat manusia ialah berdosa. Dosa telah ada sejak ia berada di dalam kandungan sang ibu dan itulah yang disebut dengan dosa asali. Dalam Rom 6:23 dikatakn "Upah dosa ialah maut", manusia mengetahui bahwa dia tidak akan bisa lepas dari dosa. Dosa selalu mengikat manusia, dosa selalu mengintai manusia. Lalu yang menjadi pertanyaannya ialah "Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mazmur 8:5). Ini merupakan pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab. Siapakah manusia itu sehingga Allah harus mengingatnya dan mengindahkannya? Seberapa pentingkah hidup manusia itu bagi Allah? Kita akan mencoba menjawab satu persatu pertanyaan tersebut. Allah mengingat dan mengindahkan manusia karena manusia adalah ciptaan-Nya. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:27). Allah sangat menyayangi dan mengasihi ciptaan-Nya, walaupun umat manusia berdosa, Allah memiliki kasih yang tidak terbatas, tidak ada yang dapat memisahkan kasih Allah dari manusia. Mengapa demikian? Karena, Oleh karena kasih karunia Allahlah manusia dapat diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usaha manusia, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaan manusia: jangan ada orang lain yang memegahkan diri (Kolose 2:8-9) Seseorang dapat mengenal siapa dirinya jika ia tahu bahwa Allah selalu mengingat dan mengindahkannya. Manusia akan berusaha menempatkan diri di hadapan Tuhan dengan benar. Menempatkan diri di hadapan Tuhan berarti mengerti bagaimana seharusnya bersikap terhadap Tuhan dan sesama. Seseorang yang mengenal siapa dirinya pasti berusaha mengenal lebih mendalam siapa Tuhan bagi dirinya, dan siapa dirinya bagi Tuhan. Manusia yang mengenal dirinya sebagai makhluk ciptaan mengetahui bahwa ia diciptakan untuk mengelola alam ciptaan Tuhan sebagai sebuah tanggung jawab bukan merusak ciptaan-Nya. Allah menciptakan manusia supaya manusia dapat melayani Tuhan, memuliakan Dia, dan membawa jiwa-jiwa yang terhilang. Jikalau hari ini bumi dan alam telah rusak hal itu terjadi disebabkan oleh perbuatan manusia sendiri yang tidak mengelola alam dan melestarikannya dengan bijak. Umumnya, manusia tidak memahami atau tidak mau mengerti bahwa tugas yang diberikan Allah untuk mengelola alam ini adalah juga tanggung jawabnya. Keserakahan manusia telah merusak ekosistem bumi ini. Jadi menurut kita, masih pantaskah Tuhan mengindahkan dan mengingat kita manusia yang berdosa ini? Apakah kita tidak mau berubah, memperbaharui segala aspek pemikiran kita dan aspek kehidupan kita? Marilah saudara-saudara, sebagai umat yang selalu di ingat dan di indahkan oleh Tuhan merubah semuanya. Marilah kita berkarya untuk Tuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun