Mohon tunggu...
Sella AlfiMufidah
Sella AlfiMufidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas

Memiliki hoby seperti bermain volly dan mendaki.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya Memanfaatkan Sampah Plastik Menjadi Produk Bermanfaat

26 Juli 2024   23:29 Diperbarui: 26 Juli 2024   23:33 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MI Nidhamiyah Ketompen/dokpri

Ketompen, 18 Juli 2024- Anak-anak MI Nidhamiyah Ketompen, Pajarakan, Probolinggo berpartisipasi dalam kegiatan pembuatan ecobrick bersama Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya (UB). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Juli 2024, sebagai bagian dari upaya mengurangi sampah plastik di desa Ketompen dan meningkatkan kesadaran lingkungan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 31 Mei 2024 dengan Sekretaris Desa, Bapak Jatim menyampaikan bahwa desa Ketompen memiliki permasalahan banyaknya sampah plastik dan tidak ada tempat pembuangan akhir sampah sehingga masyarakat membuang sampah ke sungai.

Dalam mengatasi masalah tersebut, salah satu mahasiswa MMD Kelompok 47 Universitas Brawijaya, memprogramkan tentang edukasi pengolahan sampah plastik menjadi ecobrick yang nantinya akan dimanfaatkan menjadi produk berguna seperti meja dan kursi.  Mahasiswa KKN Universitas Brawijaya melakukan sosialisasi kepada siswa kelas 6 MI Nidhamiyah. Alasan diberikan sosialisasi kepada generasi muda diharapkan mereka menyadari pentingnya menjaga lingkungan serta peluang bisnis dari sampah.

Dalam sosialisasi Sella menyampaikan bahwa sampah merupakan sesuatu yang tidak terpakai, sesuatu tidak berguna yang berasal dari kegiatan sehari-hari. Sampah plastik memiliki banyak dampak negatif diantaranya seperti pencemaran udara dan air, kanker, gangguan organ dalam, serta menurunkan kesuburan tanah.  Ecobrick berasal dari kata "eco" yang berarti lingkungan dan "brick" yang berarti bata jika digabung artinya sebuah bata yang ramah lingkungan.

Alat yang digunakan untuk pembuatan ecobrick diantaranya botol plastik ukuran 1,5L, sampah plastik, batang kayu kecil, gunting. Anak-anak MI diwajibkan mengumpulkan sampah plastik. Sampah plastik dicuci, kemudian dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam botol plastik bekas hingga benar-benar padat.

Hasil Akhir Ecobrick/dokpri
Hasil Akhir Ecobrick/dokpri

Para siswa sangat antusias dalam kegiatan ini karena sebelumnya mereka belum pernah membuat ecobrick. Mereka belajar cara membuat ecobrick dan mendapatkan pelatihan langsung dari mahasiswa KKN. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga desa, terutama anak-anak, tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. 

Harapan dari kegiatan ini adalah dapat meningkatkan kesadaran warga desa tentang pentingnya menjaga lingkungan dan membangun pola pikir bahwa sampah tak selamanya buruk. Sampah plastik yang diolah dengan tepat seperti ecobrick dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan digunakan untuk membuat barang-barang berguna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun