Finlandia mendapat peringkat teratas sebagai negara bahagia di dunia, hal ini tentu sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh PBB dari sekitar 156 negara yang disurvei. Penempatan posisi negara terbahagia dilengkapi dengan keadaan rakyat beserta sistem yang sangat baik di negara tersebut. Selain kaya akan seni budayanya, taman, hingga museum bersejarahnya, negara ini juga memiliki kekuatan ekonomi, angka harapan hidup yang tinggi, tingkat korupsi yang rendah, dan bahkan tingkat kesejahteraan imigrannya pun cukup baik. Tingkat pendidikan yang tinggi di Finlandia pun menjadi contoh bagi banyak negara di dunia untuk meniru sistem pendidikan yang diberlakukan.Â
Dengan adanya kemajuan pendidikan yang terjadi di Finlandia tentu dapat memajukan aspek lainnya pula hingga negara tersebut terus maju dalam berbagai bidang dan menobatkan kembali Finlandia sebagai negara terbahagia di dunia. Dalam pendidikan, Finlandia sudah menunjukkan keberhasilannya dengan dilihat dari tingkat kependidikan penduduk yang tinggi dari yang lulus pendidikan menengah atas hingga perguruan tinggi bahkan melebihi rata-rata tingkat kelulusan di negara-negara OECD. Selain itu, Finlandia juga menempati peringkat yang sangat baik dalam hal literasi, matematika, dan ilmu alam.
Mulanya pendapatan negara Finlandia bergantung pada sektor pertanian, namun kini sudah lebih dikenal sebagai salah satu pusat teknologi dunia. Kemajuan tersebut tentu ditunjang pula oleh peningkatan pendidikan yang diupayakan oleh pemerintah Finlandia. Peningkatan pendidikan Finlandia dipengaruhi oleh beberapa unsur seperti unsur negara dan politik, dimana dalam hal ini pemerintah mengadakan kebijakan utama dalam pendidikan seperti membuat kurikulum lebih fleksible dengan berpedoman pula pada kualifikasi, penentuan tujuan, isi, dan indikator penilaian. Dalam pergantian pimpinan, perubahan politik tidak merubah kebijakan pendidikan, sehingga program pendidikan yang telah dibuat sebelumnya masih terus berjalan.
Guru yang ada di Finlandia juga sangat dihargai dan bahkan memiliki peran penting dalam penyusunan dan perubahan kurikulum. Guru bukan hanya dipandang sebagai pengajar semata, namun juga sebagai ahli bidang kurikulum. Disamping peran guru yang sangat berpengaruh dalam pendidikan Finlandia, dalam menjadi guru di Finlandia tentu tidak mudah dan melewati perekrutan yang sangat ketat. Hanya yang menempati peringkat 10 besar dari lulusan perguruan tinggi atau fakultas keguruan dengan minimal S2 yang bisa diterima menjadi guru, setelah itu dilakukan seleksi lebih lanjut, dan proses training terlebih dahulu. Hal ini tentu dengan tujuan untuk menghasilkan tenaga pendidik yang berkualitas dengan kemampuan yang handal.
Pendidikan Dasar di Finlandia wajib bagi setiap anak yang berusia 7- 16 tahun. Anak yang masuk ke Sekolah Dasar wajib berusia minimal 7 tahun karena dianggap usia tersebut merupakan usia yang matang untuk mulai menempuh pendidikan, sedangkan usia di bawahnya dinilai belum siap secara mental untuk mendapat tahap pendidikan yang serius. Tidak terdapat penggolongan kelas, pada enam tahun pertama, guru mengajar hampir semua mata pelajaran, tiga tahun terakhir barulah disediakan guru khusus untuk setiap mata pelajaran. Dalam pendidikan dasar tidak ada Ujian Nasional dan evaluasi siswa dilakukan secara berkelanjut oleh guru. Selanjutnya pada proses penerimaan siswa di pendidikan menengah dilihat dari hasil evaluasi siswa di pendidikan dasar berupa sertifikat kelulusan. Untuk masuk ke pendidikan vokasi dilihat pula dari pengalaman kerja beserta faktor pendukung lainnya. Pada tingkat universitas, Finlandia memiliki dua jenis universitas yaitu universitas umum yang lebih mengarah kepada riset dan instruksi ilmiah dan universitas ilmu terapan yang mengedepankan penerapan ilmu secara praktis.
Finlandia melakukan deteksi dini sebagai salah satu bagian dari proses belajar mengajar yaitu dengan dideteksi anak-anak yang kesulitan dalam pembelajaran dan disediakan bantuan secara individual untuk menangani masalah yang dihadapinya. Di dalam kelas juga disediakan tiga guru sekaligus untuk membantu siswa memahami pelajaran dengan lebih matang, salah satu guru menjelaskan pelajaran, sedangkan guru lainnya memantau siswa  dan membantu mereka yang tertinggal. Evaluasi pendidikan di Finlandia juga tidak terdapat istilah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) seperti yang ada di Indonesia, dan bahkan tidak ada ujian nasional. Evaluasi pendidikan di Finlandia menerapkan istilah "Test Less Learn More" atau kurangi tes perbanyak belajar.
Pemerintah Finlandia sangat memperhatikan pendidikan yang dapat dilihat dari penyediaan anggaran yang cukup tinggi untuk pendidikan serta sistem pendidikan Finlandia juga diperuntukkan untuk menghasilkan mutu yang baik dengan cara yang baik pula. Sistem pendidikan di Finlandia memiliki kolaborasi yang baik mulai dari tenaga pendidiknya, peserta didiknya, hingga elemen masyarakat pun saling berkaitan sehingga pendidikan merupakan hal pokok yang menjadi tanggungjawab dan perhatian bersama.Â
Kualitas sekolah juga terjamin dengan disertai pelajaran bahasa asing dan olahraga khusus. Di Finlandia pendidikan tidak menjadi beban, namun lebih menekankan pada pengembangan diri dan kemampuan yang dimiliki peserta didik, oleh karena itu, tidak diberlakukannya istilah PR atau pekerjaan rumah yang biasanya diterapkan sekolah-sekolah di negara lainnya termasuk Indonesia.Â
Literasi juga ditekankan agar anak-anak di Finlandia gemar membaca dan guru pun bebas melaksanakan kurikulum, serta memilih metode dan buku teks yang ingin digunakan. Pendidikan di Finlandia berlangsung dengan lebih rileks untuk membuat siswa lebih merasa bebas dan nyaman namun tetap pula dalam penerapan belajar yang aktif dan terstruktur. Sistem pendidikan di Finlandia mengutamakan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga dapat ditemukan hasil terbaik secara merata bagi semua siswa dan dapat mencapai target dengan baik.
Pendidikan di Finlandia tentu memiliki sisi yang patut dicontoh sebab dalam sistem dan penerapannya terbukti berhasil menjadikan Finlandia sebagai sistem pendidikan terbaik di dunia. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan pendidikan yang terbaik. Guru sebagai fasilitator, pengembang karakter dan kemampuan siswa, serta ikut andil dalam kurikulum pendidikan.Â
Dalam peran guru yang sangat penting tersebut tentu kemampuan dan kualifikasi juga harus baik dengan disertai perekrutan yang ketat dan pelatihan sebelum terjun ke dunia pendidikan. Pendidikan seharusnya dijadikan sebagai pengembang kemampuan, keinginan, kreatifitas, wawasan, pengalaman dan mengeluarkan bakat tersembunyi dari siswa bukan hanya ajang untuk menyerap materi, mengerjakan tugas yang diperintahkan, dan hanya hal yang dikatakan wajib, mau tidak mau dilakukan oleh siswa tanpa tahu kemampuan apa yang sudah berkembang dalam dirinya.Â