23 Maret, 2024. Seperti biasa kelompok Gajayana melakukan kegiatan modal Nusantara. Nah, kali ini kelompok Gajayana berkesempatan untuk mengunjungi sebuah situs sejarah tepatnya di Dusun Jago, Desa tumpang, Kecamatan tumpang, kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sesampainya di Candi jago, seluruh kelompok Gajayana terpukau dengan pemandangan Candi jago yang sangat artistik. Bapak Mulyanto selaku juru bicara pelihara nusantara candi jago menjelaskan terkait candi jago dengan sangat detail. Mulai dari sejarah, relief, hingga arca yang terdapat di candi jago. Nama jago berasal dari kata jajaghu jika dikutip dari kitab Nagarakertagama yang berarti agung. Seluruh bangunan candi ini terbuat dari batu andesit yang berasal dari pegunungan. Candi jago sendiri didirikan pada tahun 1268 M di zaman kerajaan Singasari.
Dinding candi jago memiliki dua motif relief yang berbeda. Di bagian bawah terdapat relief dari ajaran hindu dan di dinding bagian atas terdapat relief ajaran buddha. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada raja Wisnuwardhana yang berhasil dapat menyatukan kedua agama ini sehingga dapat hidup berdampingan. Adapun fungsi utama dari candi jago yaitu untuk menguburkan jenazah dari raja Wisnuwardhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H