by: Selin Agnesia Purba
Percaya nggak, kalau cinta di masa SMA bisa tersimpan hingga usia 40-an? Terdengar aneh, ya. Namun, fim ini berkata sebaliknya.
Jatuh Cinta Seperti di Film-Film merupakan film komedi romantis yang disutradarai oleh Yandy Laurens. Menceritakan tentang Bagus, sang penulis skrip film, yang tengah menulis cerita orsinil pertamanya mengenai Hana, perempuan yang ia sukai sejak SMA.
Hana merupakan wanita yang baru saja menjada. Duka yang ia rasakan, membuatnya yakin untuk tidak kembali mengenal cinta. Dan sialnya, ini merupakan tatangan bagi Bagus. Laki-laki itu ingin membuktikan kepada Hana mengenai arti cinta yang sesungguhnya, sehingga Hana dapat membuka hati untuk kedua kalinya.
Film yang dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir ini lagi-lagi tak mengecewakan. Chemistry keduanya masih sama seperti film yang dimainkan kedua artis itu sebelumnya. Sifat egois yang dimiliki Bagus, berhasil diekspresikan Ringgo dengan begitu natural. Aktor kelahiran tahun 1982 ini begitu mahir menampilkan karakternya yang penuh dengan kebimbangan. Sama halnya dengan Nirina. Aktris itu mampu menggambarkan Hana yang terlarut dalam kesedihan hingga jiwanya ikut terkubur bersama sang suami. Kehampaan Hana terasa begitu nyata. Begitu pula rasa frustrasi yang Bagus alami.
Selain itu, visual hitam-putih yang dimiliki oleh film memiki arti penting. Anda akan mengerti mengapa sepanjang alur, film ini menggunakan latar tersebut. Tepis secepatnya jika kalian berpikir ini akan membosankan. Karena nyatanya itu menjadi main idea yang akan membuat Anda terpukau.
Karena karakter yang diceritakan menjelang usia 40, kisah cinta keduanya terkesan to the point. Kita diajak untuk melihat pov orang dewasa dalam menyikapi rasa cinta. Feels yang saya rasakan setelah menonton film ini pun juga berbeda dan cukup sulit mendeskripsikannya melalui ranah kata.
Sepanjang film, alur yang disajikan begitu fresh dan mendalam. Saya amat kagum terhadap penulis dan sutradara yang berani menggarap film seperti ini. Alunan musik Anything You Want serta soundtrack berjudul Bercinta Lewat Kata, dinyanyikan oleh Donne Maula, ikut hadir menemani dan membuat saya semakin terlarut dibuatnya.
Sebetulnya tiap film memiliki kekurangannya sendiri. Namun, kali ini sulit bagi saya untuk menuliskan hal tersebut sebab saya belum merasakannya. Seperti setting-an, ya, tapi itulah faktanya. Mungkin untuk sebagian orang yang kurang menyukai film dengan dialog panjang dan dominan akan merasa kantuk ketika menyaksikan film ini.
Setiap orang memiliki arti dan caranya masing-masing dalam menyikapi cinta. Begitulah kira-kira pesan film ini secara menyeluruh. Kita diajarkan untuk tidak memaksakan pandangan kita terhadap orang lain. Melalui perilaku Bagus yang mendesak Hana untuk mengerti perasaanya, kita dapat memahami begitu tak pantas jika seseorang melakukan hal serupa dengan dasar cinta. Terlebih dalam kondisi berduka seperti Hana. Dan wanita itu juga tidak menyukai cinta yang terlalu dramatis. Karena pikirnya, usia seperti dirinya sudah bukan lagi diam dan membiarkan masalah percintaan beransur lama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H