Sebagai salah satu desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, desa Jenisgelaran membutuhkan banyak sekali pupuk  yang akan mereka gunakan sebagai media tanam pada ladang tempat mereka bekerja sehari-hari.Â
Pada kunjungan yang dilakukan oleh Kelompok 03 KKN-T $ UPN "Veteran" Jawa Timur pada hari Rabu (28/09/2022) yang mewawancarai Pak Hamim, sebagai salah seorang petani desa Jenisgelaran, mengatakan bahwa para petani di desa Jenisgelaran lebih suka menggunakan pupuk kimia daripada pupuk kompos. Alasannya karena pembuatan dan penggunaannya yang mudah sehingga tidak memakan waktu lama dalam pengaplikasian pada tanamannya.Â
Namun, saat ini desa Jenisgelaran saat ini telah menganggarkan dana untuk mulai mengembangkan pupuk kompos hasil olahan desa itu sendiri yang dibimbing oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan). Pupuk kompos yang merupakan program desa ini baru berjalan sekitar 45 hari dan saat ini sedang melakukan uji lab terkait komposisinya.Â
Jika hasil uji lab menyatakan bahwa pupuk kompos ini layak untuk digunakan, maka akan dilakukan pengujian langsung pada lahan salah satu petani dibantu oleh Kelompok 03 KKN-T UPNV JATIM untuk melihat hasilnya secara langsung pada perkembangan tanaman. Barulah setelah itu pupuk kompos ini akan disosialisasikan kepada para petani di Desa Jenisgelaran agar beralih ke penggunaan pupuk kompos.Â
Tanpa sosialisasi pun, penggunaan pupuk kompos jika dirasa lebih menguntungkan daripada penggunaan pupuk kimia akan cepat terdengar oleh petani lainnya sehingga penyebaran mudah dilakukan. "Cara promosi itu cepat, apalagi kalau dipakai sendiri itu bagus, tahun depan pasti banyak orang pesan (pupuk kompos)" ucap Pak Hamim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H