Mohon tunggu...
Selina AditiaSaputri
Selina AditiaSaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa prodi akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pertajam Literasi Anak-Anak di Bawah Umur dalam Bersosial Media

5 Juli 2024   12:16 Diperbarui: 5 Juli 2024   12:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia sebagai makhluk sosial, pada era kini atau era digitalisasi manusia semakin
dipermudah dengan adanya media digital seperti media sosial. Media sosial ini merupakan
sebuah perangkat atau alat digital elektronik berbasis internet seperti gedget dan komputer
yang dimana alat tersebut dapat terhubung dengan jaringan internet untuk dapat menjangkau
berbagai informasi didalamnya. Platfom media sosial ini dapat kita jumpai di komputer dan
gedget seperti google, wa, youtube, instragram, twiter dll yang mana penggunaannya berbasis
internet atau online.
Kehadiran media sosial telah membuat manusia Sebagai makhluk sosial semakin
mudah dalam berinteraksi dengan orang lain dan menerima segala informasi seputar
fenomena atau kejadian, berita melalui platfom digital tersebut dengan cepat. Media sosial
telah menyuguhkan segala keterbukaan informasi terupdate dan memberikan akses kebebasan
terhadap pengguna. Namun dalam kemudahannya tersebut, terdapat sebuah permasalahan
jika kita menggunakan media sosial dengan tidak bijak.
Media sosial menjadi salah satu sumber informasi yang paling digandrungi
masyarakat. Berbagai kalangan usia menggunakan media sosial dengan alasan informasi
yang disajikan menarik, mudah dijangkau dan sederhana. Sulit untuk mencegah anak
menggunakan media sosial karena tingginya rasa penasaran yang dimiliki oleh mereka. Hal
ini menuntut para orang tua untuk lebih berhati-hati dalam mengedukasi anak
tentang media sosial.
Menurut data terbaru, setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja di Indonesia
merupakan pengguna internet, dan media digital saat ini menjadi pilihan utama saluran
komunikasi yang mereka gunakan. Hasil studi menemukan bahwa 80 persen responden yang
disurvei merupakan pengguna internet, dengan bukti kesenjangan digital yang kuat antara
mereka yang tinggal di wilayah perkotaan dan lebih sejahtera di Indonesia, dengan mereka
yang tinggal di daerah perdesaan (dan kurang sejahtera). Di Daerah Istimewa Yogyakarta,
Jakarta dan Banten, misalnya, hampir semua responden merupakan pengguna internet.
Sementara di Maluku Utara dan Papua Barat, kurang dari sepertiga jumlah responden telah
menggunakan internet.
Anak-anak yang belum berusia 13 tahun tidak diperbolehkan memiliki akun media
sosial. Sebab hal itu demi menghindarkan pengaruh negatif. Media sosial saat ini banyak
sekali bertebaran informasi-informasi yang mengandung konten negatif, sehingga
dikhawatirkan dapat memengaruhi pola pikir anak-anak.
Meskipun sebagian besar aplikasi media sosial mengharuskan pengguna berusia
minimal 13 tahun, survei yang dilakukan oleh National Poll on Children’s Health
mengungkapkan bahwa orang tua di Amerika Serikat mengatakan jika 50% anak berusia 10
hingga 12 tahun dan 33% anak berusia 7 hingga 9 tahun telah menggunakan media sosial.
Kondisi ini mengharuskan para orang tua untuk lebih teliti dalam mengontrol penggunaan
media sosial pada anak termasuk konten yang disajikan.
Dr. Eshleman selaku dokter anak dan remaja di Cleveland Clinic Main Campus
mengatakan bahwa media sosial menjadi ajang membandingkan diri sendiri dengan orang
lain dan dapat diakses setiap waktu. Hal ini berpotensi dalam menyesatkan anak-anak karena
tidak adanya batasan dalam mengakses tayangan di media sosial.
Literasi begitu penting dalam kehidupan manusia, apalagi manusia yang hidup di
zaman teknologi yang serba canggih. Karena kemampuan literasi ini akan menjadi kunci
sukses manusia untuk berproses menjadi manusia yang memiliki pengetahuan dan
berperadapan, salah satu cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan kemampuan literasi
ini adalah dengan banyak membaca buku.
Buku bacaan yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan membaca anak ini disusun
dalam penjenjangan dengan karakteristik khusus pada setiap jenjangnya. Setiap jenjang akan
membantu anak meningkatkan kemampuan membacanya dan mengantar anak untuk mampu
melanjutkan pada jenjang selanjutnya.
Ada beberapa faktor yang membuat minat membaca masyarakat Indonesia menjadi
rendah, diantaranya belum ada pembiasaan dalam keluarga membaca sejak dini, karena anak-
anak adalah peniru ulung, kebiasaan orang tua dan anak-anak biasanya mengikuti. Untuk itu
lingkungan keluarga dalam mengajarkan kebiasaan membaca menjadi penting untuk
meningkatkan kemampuan literasi.
Orang tua juga memiliki peran penting untuk mempertajam literasi anak sejak dini
agar tidak bermain sosial media demi menghindari pengaruh negative dari sosial media,
seperti komunikasi dengan baik kepada anak. Meskipun terdengar sepele, berbicara dengan
anak tentang interaksi dan bahaya di media sosial sangat penting dilakukan. Orang tua dapat
mengedukasi anak-anak tentang berita palsu, kejahatan dunia maya, dan dampak yang
dihasilkan. Cara ini digunakan agar anak lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
Selain itu, orang tua juga dapat mengawasi anak ketika sedang bermain hp atau gatget
untuk memastikan anaknya tidak menyalahgunakan penggunaan sosial media. Orang tua juga
dapat memasang aplikasi tambahan atau transfer data untuk memantau penggunaan media
sosial pada anak. Hal ini ditujukkan agar anak tetap mengakses konten yang layak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun