Kemarin anak bungsu saya menelepon, mengabarkan bahwa ujian telah selesai dan liburan musim panas pun dimulai. Kuliah berikutnya akan masuk sekitar awal Oktober, total dia akan menghabiskan masa liburan hampir dua bulan. Apa yang akan dilakukan selama liburan di masa pandemi di sana?
Biasanya untuk mengisi liburan, PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) akan mengadakan berbagai kegiatan bersama, namun untuk tahun ini belum tahu, mengingat masih pandemi dan kasus positif Covid-19 saat ini termasuk tertinggi di Jepang. Â
Anak saya terakhir pulang ke Jakarta bulan Februari 2020, saat itu pandemi Covid-19 belum ada di Indonesia. Awal Maret, ketika pemerintah mengumumkan ada penderita terkonfirmasi positif Covid-19 untuk pertama kalinya, dia mempercepat rencana keberangkatannya ke Jepang, mengingat tiket pesawat Asiana yang saya pesankan untuknya tidak bisa mendarat di Sendai, kota tempat si bungsu mengambil kuliah S1-nya. Saat itu Jepang melakukan lockdown pesawat dari Korea.
Akhirnya anak saya ganti menggunakan pesawat Garuda dan semua temannya yang masih liburan di Indonesia mempercepat keberangkatannya pada hari yang sama.
Sedih, tapi pasti selalu ada hikmah yang tersembunyi dari setiap peristiwa yang kita lalui.
Saya lalu menanyakan apa rencananya untuk mengisi liburan kali ini?
Anak saya mengatakan ia akan tetap mengikuti internlab di kampus dan arubaito atau kerja paruh waktu dengan menjadi pengantar makanan di Uber Eats!
Fenomena Uber Eats di Jepang
Melansir dari mainichi.jp, pemandangan orang-orang yang mengendarai sepeda atau motor sembari membawa sebuah tas thermal di punggungnya merupakan hal yang biasa di Jepang. Ya, mereka adalah orang-orang yang bekerja sebagai pengantar makanan bagi operator jasa pengantaran makanan seperti Uber Eats.Â
Biasanya, anak muda yang mendominasi pekerjaan ini karena tentu fisik mereka lebih kuat untuk menempuh perjalanan saat mengantar makanan. Namun, pandemi Covid-19 yang tengah menyerang Jepang rupanya membuat beberapa penduduk berusia 50 tahunan terjun ke dalam pekerjaan ini.