Mohon tunggu...
Seli Anjani
Seli Anjani Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswa

Hobi menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hari Santri Nasional: Warisan Perjuangan dan Spiritualitas yang Abadi

22 Oktober 2024   22:07 Diperbarui: 22 Oktober 2024   22:29 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hari Santri Nasional, yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, merupakan momen penting yang mengingatkan kita akan peran strategis para santri dan ulama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Penetapan hari ini secara resmi dilakukan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015, yang tertuang dalam surat edaran tersebut pada tanggal 15 Oktober 2015. Hari Santri Nasional memiliki dasar historis yang kuat. Pada tanggal 22 Oktober 1945, KH Hasyim Asy'ari, seorang ulama nasional dan pendiri Nahdlatul Ulama, mengeluarkan Resolusi Jihad. Seruan ini menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk membela tanah air dari penjajahan Belanda yang berusaha kembali menguasai Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan. Resolusi ini bukan hanya sekedar ajakan moral namun, juga panggilan nyata kepada semua umat Islam untuk berpartisipasi langsung dalam perjuangan melawan penjajah.

Para santri pada waktu itu dari berbagai penjuru Indonesia bersatu untuk melawan tentara kolonial Belanda. Mereka tidak hanya berjuang dengan cara militer namun, juga menggunakan spiritualitas dan keilmuan agama untuk memotivasi dan memobilisasi massa. Perlawanan ini terus berlangsung hingga peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Spiritualitas dan keilmuan agama sendiri memainkan peran penting dalam perjuangan para santri. Mereka percaya bahwa Allah SWT akan memberikan kemenangan jika mereka berjuang dengan niat yang tulus dan tekad yang kuat. Hal ini tercermin dalam fatwa dan resolusi jihad yang diberikan oleh KH Hasyim Asy'ari, yang menyerukan kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan negara.

Di tahun 2024, peringatan Hari Santri Nasional memasuki tahun yang ke-10. Untuk memperingati acara ini, Kementerian Agama RI telah merilis tema dan logo yang digunakan sebagai identitas kegiatan Hari Santri 2024. Tema yang diusung pada perayaan HSN tahun ini adalah "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan." Tema ini mengangkat makna yang dalam dan relevan untuk zaman ini, yakni meneruskan semangat juang dan bergerak bersama menuju sejahtera.

Logo untuk Hari Santri 2024 menampilkan gambar dua tali yang berwarna hijau pine dan emas. Di ujung atas antara dua tali tersebut terdapat lingkaran berwarna merah. Jika kedua tali ini dilihat secara terpisah, maka akan terlihat tali emas membentuk huruf S dan tali hijau pine membentuk huruf i yang mewakili 'Santri Indonesia.' Tulisan 'Hari Santri 2024' di samping logonya, serta kalimat 'Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan' di bawahnya, merupakan simbol perjuangan berkelanjutan para santri dalam merengkuh masa depan yang sejahtera.

Sebab Kontribusi para santri tidak hanya ada di masa penjajah saja namun hal tersebut tetap berlanjut hingga masa kini. Para santri modern juga berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui pendidikan dan sosial. Mereka terlibat dalam program-program pendidikan islamisasi, pengembangan ekonomi lokal, serta kampanye sosial untuk mempromosikan nilai-nilai keIslaman dan ke-Nusantaraan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun