"BEKAL MAKAN SEHAT SEBAGAI SALAH SATU PEMENUHAN GIZI ANAK USIA DINI"
Seli Amalia Kotrunnada
Universitas Pendidikan Indonesia
Beberapa tahun pertama bagi anak adalah waktu yang sangat fundamental bagi perkembagan dan pertumbuhannya. Pada saat inilah anak akan menangkap dan merespon apapun yang diterima oleh panca inderanya. Peran orang tua maupun orang dewasa pada saat ini adalah memberikan stimulasi yang baik bagi perkembangan anak, sehingga nantinya dapat menerima dan merespon baik pula. Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah kesehatan anak, karena pada waktu ini pula anak rentan mengalami masalah kesehatan. Santrock dalam Hardiyanti, (2022) menjelaskan pada saat masih anak-anak, masalah kesehatan yang sering terjadi adalah kurangnya gizi yang sangat berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan anak, sehingga anak rentan mengalami gizi buruk.
Permasalahan mengenai gizi buruk dibenarkan adanya oleh United Nation International Children's Emergency Fund (UNICEF). Tercatat 45,4 juta anak di seluruh dunia yang terkena dampak gizi buruk. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami permasalahan gizi buruk tersebut. Ditinjau dari data Sunses dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2022 terdapat 17,0% anak di Indonesia yang mengalami kekurangan gizi atau gizi buruk. Hal tersebut menjadi sebuah kekhawatiran para orang tua dalam memenuhi asupan makanan serta pola asuh yang akan diberikan kepada anak. Penyebab terjadinya gizi buruk ini diantaramnya adalah pola makan yang diberikan oleh orang tua belum memenuhi status gizi yang baik, sehingga anak pemenuhan gizi anak tidak tercukupi.
Gizi buruk dapat dicegah dengan melakukan pemenuhan gizi pada anak. Yeni dkk.,(2020) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa Pemenuhan gizi ini dapat diperoleh dari pola makan yang memiliki kandungan gizi seimbang. Pola makan yang seimbang dan memiliki takaran gizi yang cukup dapat membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pola makan adalah cara yang dapat digunakan untuk mengatur jumlah makan dan kandungan yang ada dalam makanan dengan mempertimbangkan kesehatan, status gizi, dan nutrisi, sehingga ketika anak memiliki pola makan yang baik, anak akan terhindar dari berbagai penyakit sehingga tumbuh sehat dan kuat.
Pemenuhan gizi pada anak usia dini bukah hanya tugas yang harus di tanggung oleh orang tua saja, namun  pendidik juga perlu untuk ikut andil dalam pemenuhan gizi tersebut. Permendikbud nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD Bab VII menjelaskan bahwa pendidik PAUD adalah tenaga profesional yang memiliki salah satu tugasnya yaitu melakukan pengasuhan dan perlindungan terhadap anak. Begitupun mengenai kesehatan anak dan pemenuhan gizi anak yang menjadi tanggung jawab sekolah dan pendidik untuk memberikan pengawasan mengenai apa saja yang dimakan oleh anak selama berada di sekolah sesuai dengan Permendikbud nomor 137 Tahun 2014.
Terdapat banyak upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga sekolah untuk memenuhi kebutuhan gizi pada anak, diantaranya adalah bekal makan siang yang sehat. Muaris dalam Insani, (2022) menyatakan bahwa pembiasaan membawa bekal makanan ke sekolah merupakan gaya hidup paling baik yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya. Dengan membawa bekal makan sehat ke sekolah anak akan terhindar dari makanan-makanan yang kurang sehat dan tidak memiliki gizi yang seimbang seperti makanan siap saji maupun ciki-cikian yang terdapat di warung dekat sekolah. Selain itu, ketika anak sudah melakukan aktivitas dari pagi hingga siang dan kehilangan banyak tenaga serta nutrisi, dengan adanya bekal makanan dari rumah tenaga dan nutrisi yang hilang akan cepat tergantikan kembali.
Dalam menyiapkan bekal makanan untuk anak harus memperhatikan takaran dan sesuai gizi yang dibutuhkan anak. Herawaty, (2020) menyatakan bahwa Orang tua yang belum memahami konsep pemenuhan gizi pada anak biasanya memberi bekal makan siang yang tidak memenuhi standar gizi yang ada. Contoh bekal makanan misalnya mie goreng instant, nasi dan ayam goreng, gorengan, nasi dengan sosis, ataupun makanan ringan seperti ciki. Oleh karena itu, orang tua perlu menyiapkan bekal makanan yang seimbang antara karbohidrat, vitamin, mineral, protein, lemak dan gizi lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan orang tua mengenai pola makan anak akan berdampak pada perkembangan. Orang tua yang cenderung memahami pentingnya pola makanan sebagai sumber gizi anak akan lebih berhati-hati dalam memberikan asupan makanan. Pemenuhan gizi tidak hanya bisa dilakukan di rumah saja, melainkan dapat dilakukan di Sekolah juga dengan bantuan dari peranan pendidik. Lembaga sekolah bisa membuat program membawa bekal makan siang ke sekolah dengan menu makanan yang dapat membantu pemenuhan gizi pada anak dengan memberikan bekal 4 sehat 5 sempurna. Hal ini sebagai upaya pencegahan terjadinya gizi buruk pada anak.
                    Â