21 Hari Lagi Menuju Hari Raya Idul Adha, wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang menyerang hewan ternak seperti sapi milik peternak di Indonesia semakin meningkat.
Dikutip dari Buku Panduan Kesiagaan Darurat Veteriner indonesia terbitan Kementerian Pertanian (Kementan), Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah (cloven-hoofed). Nama lain penyakit ini antara lain aphthae epizootica (AE), aphthous fever, foot and mouth disease (FMD).
Penyakit ini ditandai dengan adanya pembentukan vesikel/lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku. Hewan yang peka atau mudah terjangkit PMK adalah hewan berkuku genap atau belah, yaitu seperti sapi, kerbau, kambing, domba.
Indonesia pernah mengalami beberapa kali wabah PMK sejak penyakit ini pertama kali masuk pada tahun 1887 melalui impor sapi dari Belanda. Wabah PMK terakhir terjadi di pulau Jawa pada tahun 1983 yang kemudian dapat diberantas melalui program vaksinasi massal.
Dan pada tahun 2022, wabah ini hadir kembali yang terjadi di Jawa Timur dan Aceh sejak tanggal 5 Mei 2022 dengan data berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kemtan), wabah PMK sudah menyerang 140.315 hewan di 180 kabupaten dan kota di 18 provinsi  per 12 Juni 2022. Namun, menurut beberapa kalangan total sapi yang terserang PMK bisa jauh di atas data itu akibat banyak kasus PMK yang tidak dilaporkan dan tidak terdeteksi.
Penyakit PMK memang tidak menular pada manusia, tetapi penyakit ini menular ke antar hewan lainnya baik melalui kontak langsung ataupun kontak tidak langsung dengan cepat sehingga menurunkan produktivitas dan menaikkan angka kematian hewan ternak.
Hadirnya wabah PMK yang berdekatan dengan Hari Raya Idul Adha ini memberikan dampak ekonomi. Dimana harga sapi melonjak naik, karena stok sapi sedikit dan tidak bisa mendatangkan dari luar daerah.
Bahkan di lasir dari beritasatu.com Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Balikpapan mencatat bahwa Kota Balikpapan masih membutuhkan tambahan pasokan sapi sedikitnya 1.950 ekor menjelang hari raya Idul adha.
Tak hanya di luar pulau jawa yang membutuhkan tambahan pasokan sapi. Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencatat, saat ini ketersediaan sapi potong di Bandung Barat hanya sekitar 3.000 ekor. Sedangakan, biasanya Bandung Barat menghabiskan sebanyak 15.000 ekor hewan kurban setiap momen Idul Adha. 15.000 ekor itu terdiri dari 5.000 ekor sapi dan 10.000 ekor domba.
Langkah yang pemerintah ambil yaitu dengan segera melakukan vaksinasi pada hewan ternak yang sudah di laksanakan pada selasa (14/6/2022) kemarin.
"tidak kalah pentingnya sebagai pembekalan para petugas vaksinasi juga para peternak ditekankan tentang pentingnya penerapan biosecurity sederhana pada saat vaksinasi untuk menghindari kemungkinan petugas menjadi pemicu penyebaran penyakit yang lebih luas"- Ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementrian Pertanian PR di Youtube