Bullying sudah lama menjadi masalah sosial yang tak kunjung usai. Meski berbagai kampanye dan gerakan anti-bullying telah marak diadakan, perilaku ini masih sering kita temukan, bukan hanya i kalangan pelajar sekolah, tetapi juga di dunia pendidikan tinggi.
Kasus dokter Aulia dari Universitas Diponegoro merupakan salah satu contoh nyata betapa mengerikan dampak bullying, terutama di lingkungan akademis.Tekanan psikologis dan intimidasi, yang sering dianggap "normal" dalam pendidikan tinggi, menjadi pemicu utama tragedi ini. Universitas dan institusi pendidikan lainnya seharusnya menjadi tempat yang aman, tidak hanya untuk berkembang secara akademis, tetapi juga untuk tumbuh secara emosional.
Menurut saya, institusi pendidikan harus lebih serius dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Budaya empati perlu diperkuat, dan bullying tidak boleh dianggap sebagai bagian dari proses pendidikan. Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa tindakan intimidasi, di mana pun, bisa berujung pada konsekuensi tragis yang seharusnya bisa dicegah dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk tidak membiarkan tragedi itu terulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H