Mohon tunggu...
selfiarni malino
selfiarni malino Mohon Tunggu... -

Mahasiswa, Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Halu Oleo, Kendari Sulawesi Tenggara.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hindari Obesitas Pada Anak

12 Juni 2017   19:58 Diperbarui: 12 Juni 2017   20:48 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pevalensi obesitas

Penelitian lain menunjukkan bahwa obesitas telah menjadi masalah global. Peningkatan prevalensi obesitas tidak saja terjadi di negara maju tetapi juga di negara berkembang. 1,8-10 Prevalensi obesitas pada anak usia 6--17 tahun di AS dalam tiga dekade terakhir meningkat dari 7,6--10,8% menjadi 13--14%. Prevalensi obesitas pada anak usia 6--18 tahun di Rusia adalah 10%, di Cina adalah 3,4%, dan di Inggris 10--17%, bergantung pada usia dan jenis kelamin. Prevalensi obesitas pada anak-anak di Singapura meningkat dari 9% menjadi 19%. (Sumber, Kemenkes 2013)

Di Indonesia, obesitas banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Menurut penelitian Padmiari (2007), prevalensi obesitas pada anak sekolah dasar (SD) usia 6- 12 tahun sebesar 13,6%, pada usia 13-15 tahun sebesar 9,8% (Mahdiah, 2008) dan pada usia 15-18 tahun sebesar 5,01%. Dari hasil penelitian Mexitakia (2009) menyebutkan bahwa prevalensi obesitas pada anak usia 6-7 tahun di Semarang adalah sebesar 10,6% dan obesitas lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dubanding perempuan. Pada anak SD prevalensi obesitas mencapai 9,7% di Yogyakarta dan 15,8% di Denpasar. Diperkirakan 40% anak yang obesitas dapat berlanjut sampai remaja dan 75-80% obesitas dari periode tersebut dapat berlanjut sampai periode remaja.

(Sumber, Riskesdas 2012)

Merujuk dari hasil sensus nasional, prevalensi nasional berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5 % dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun. Sedangkan hasil riskesdas 2010 prevalensi obesitas pada anak umur 6-12 tahun masih tinggi yaitu 9,2 % (Depkes, 2010). Prevalensi kegemukan pada anak laki-laki umur 6- 12 tahun lebih tinggi dari prevalensi dari anak perempuan yaitu berturut-turut sebesar 10,7 % dan 7,7%. Berdasarkan tempat tinggal prevalensi kegemukan lebih tinggi di perkotaan dibandingkan dengan prevalensi di perdesaan yaitu berturut-turut sebesar 10,4% dan 8,1%. (Sumber, Riskesdas 2012)

Faktor penyebab obesitas pada anak

  • Genetik
  • Bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40 % dan bila kedua orang tua tidak obesitas kejadian obesitas, prevalensi menjadi 14 %.
  • Aktivitas fisik
  • Individu dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai resiko peningkatan berat badan sebesar 5 kg.
  • Nutrisional
  • Peranan faktor nitrisi dimulai sejak kandungan dimana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu. Kenaikan berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak serta kebiasaan mengkonsumsi yang mengandung energi tinggi
  • Faktor sosial ekonomi
  • Berupa perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
  • Tindakan pencegahan

Perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan faktor risiko obesitas dengan menanamkan pendidikan kesehatan pada anak sejak usia dini, melalui peningkatan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi), gerakan cinta serat (sayur dan buah) serta membudayakan aktivitas fisik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun