Bagaiaman prevalesi peyakit diabetes mellitus?
Secara global, prevalensi penyakit diabetes diderita oleh orang dewasa berusia 18 tahun ke atas sebanyak 9% pada tahun 2014. Kemudianian di seluruh dunia terdapat sebanyak 90% penderita diabetes merupakan penderita diabetes tipe II dan sebagian besar disebabkan oleh kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Karena prevalensinya yang semakin meningkat, WHO memperkirakan bahwa penyakit diabetes akan menjadi salah satu penyebab utama kematian. Indonesia menduduki peringkat ke-4 dengan pertumbuhan penderita diabetes 8.426.000 pada tahun 2000 menjadi 21.257.000 orang pad atahun 2030 (WHO, 2015).
Kemudian, pada tahun 2007 penderita diabetes terdapat 1,1% jumlah ini meningkat pada tahun 2013 prevalensi diabetes di Indonesia sebnayak 2,1%. Terdapat 31 provinsi mengalami peningkatan sebnyak 93,9%. Menurut gejala diabetes prevalesi tertinggi terdapat pada usia lebih dari 15 tahun. Provinsi Sulawesi Tengah sebnayak 3,7%, stlah itu Sulawesi Utara 3,6%, Sulawesi Selatan 3,4%.
Apa penyebab diabetes mellitus?
Diabetes mellitus tipe II disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk mengefisienkan pemanfaatak insulin yang diproduksi cukup oleh pancreas. Diabetes ini tidak terdiagnosisi dalam jangka waktu yang lama karena kelebihan gula dalam darah tidak cukup amampu memunculkan gejala nyata diabetes.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab penyakit ini ada dua yaitu penyebab yang tidak dapat diubah dan dapat diubah. Faktor penyabab yang tidak dapat diubah adalah kelainan genetic, usia, riwayat keluarga DM, riwayat kehamilan dengan bb lahir bayi  > 4000 gram, riwayat DM pada kehamilan, dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl, dan pernah TGT (toleransi glukosa terganggu) atau GDPT (glukosa darah puasa terganggu). Sedangkan factor yang dapat diubah yaitu stress, pola makan yang salah, minimnya aktivitas fisik, obesitas, merokok, serta hipertensi.
Bagaiamana bentuk pencegeahan penyakit diabetes?
Tentunya setiap orang ingin tetap hidup sehat yang berkualitas, namun kemauan ini pada umumnya tidak didukung oleh perilaku yang mendudkung tercapainya hidup sehat tersebut. Kebanayakan masyarakat Indonesia sendiri tidak menerapkan perilaku pencegahan penyakit. Gaya hidup merugikan kesehatan ini disadari setelah muncunya penyakit.
Untuk mencegah terjadinya penyakit diabetes mellitus diperlukan tindakan intervensi terhadap pola makan. Dengan tidak membudayakan pola makan yang cepat saji dan tinggi lemak, membudayakkan puasa setiap senin dan kamis, intervensi terhadapa akifitas fisik yaitu dengan memeprtahankan gegiatan-gegitan sehbungan dengan aktifitas fiisik, membudayakan kebiasaan jalan kaki, pemberian informasi kepada masyarakat terutama pada perempuan tentang manfaat pemebrian ASI eksklusif gar tidam memberikan susu formula yang terlalu dini, selai itu pemberian informasi pentingnya aktivitas olah raga minimal 15 menit sehari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H