Kemajuan teknologi dan pesatnya arus informasi melalui internet telah mempengaruhi kehidupan Generasi Z. Mereka terbiasa berkomunikasi dengan menggunakan gadget yang mereka miliki, melihat informasi tentang berbagai hal dari dunia luar melalui internet, bermain game dan bahkan berbelanja melalui satu benda yang ada di dalam genggaman mereka yaitu smartphone (gadget). Hampir semua Generasi Z memiliki smartphone ini baik yang kaya ataupun termasuk yang termasuk kategori miskin, yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan. Bisa dikatakan semua Generasi Z terpapar penggunaan smartphone setiap harinya. Tingkat ketergantungan Generasi Z terhadap smartphone lebih tinggi dibandingkan terhadap televisi. Mereka akan lebih kesal bila tidak dapat mengakses internet dibandingkan kehilangan uang jajan. Dalam penggunaan teknologi terutama smartphone, sebagian Generasi Z menggunakannya untuk pemberdayaan diri mereka selain juga untuk hiburan. Namun bertolak belakang kondisinya dengan sebagian dari generasi Z yang lain yang ternyata masih memiliki kesadaran literasi digital yang sangat rendah, sehingga mereka umumnya menggunakan smartphone hanya untuk kepentingan konsumtif saja. Menurut Perrez dkk (2016) Generasi Z memiliki orientasi yang bagus untuk pendidikan terutama pembelajaran seumur hidup, memiliki kemampuan dan pengetahuan yang banyak terkait teknologi karena
integrasi mereka yang tinggi pada internet.
LANDASAN TEORI
Menurut lewis (2010) media sosial merupakan suatu label yang merajuk pada teknologi digital yang sangat berpotensi membuat semua orang itu saling terhubung dan melakukan interaksi, produksi dan berbagi pesan. Aktivitas media sosial membuat para generasi Z lebih senang berinteraksi didalam media sosial dari pada kehidupan nyata,
Dari pespektif Mark Hopkins, media sosial adalah sebuah konsep yang meliputi berbagai platform digital, namun tidak terbatas pada sistem seperti FriedFeed, Facebook, dan sejenisnya yang umumnya dianggap sebagai jejaring sosial. Konsepnya adalah bahwa platfrom media ini memiliki unsur sosial yang memungkinkan komunikasi publik. Definisi ini menunjukan bahwa media sosial bukanlah sekedar alat untuk berkomunikasi, tetapi juga wadah untuk menciptakan, berbagi, dan mengonsumsi segala informasi dalam berbagai bentuk, mulai dari teks, gambar, hingga video. Media sosial telah membawa dampak sangat besar dalam berbagai aspek kehidupan, baik secara personal maupun profesional. Salah satu manfaat utamanya adalah sebagai alat komunikasi yang dapat mepermudah interaksi antarindividu dari berbagai belahan dunia.
Kedua teori ini menjelaskan bahwa media sosial tidak hanya sekedar memberi dampak negatif, tetapi juga banyak memberi manfaat. Sebaiknya kita yang menggunakan media sosial dengan baik, akan mendapatkan hal-hal yang positif. Agar dapat mengambil sisi positif dari media sosial tersebut yaitu dengan mengembangkan hal positif itu menjadi sebuah kreativitas yang inovatif.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka (library research) dan kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, jurnal, catatan maupun laporan hasil penelitian terdahulu. Sedangkan kuantitatif adalah penelitian yang sistematis, terencana dan terstrukur dengan pengambilan data melalui penyebaran kuesioner kepada generazi z sebanyak 35 responden dari mahsiswa manajemen bisnis syariah 1D.
Populasi dan sempel target dalam penelitian ini adalah para mahasiswa UIN Surakarta dengan rentang usia 17-20 tahun. Pengambilan sempel dengan mengunakan teknik stratified random sampling untuk memastikan representasi yang merata dari setiap tingkatan usia.
Penetuan ukuran sempel mengunakan rumus Slovin dengan tingkat kepercayaan mecapai 95% dan pada margin error 5%. Instrument pada penelitian yaitu kuesioner Social Media Impact Scale (SMIS). Teknik analisis dalam penelitian ini mengunakan Uji Spearman Rank atau (Spearman’s Rho) uji statistic non-parametrik yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan antara dua variable ordinal atau data yang tidak berdistribusi normal.
1.Instrumen penelitian