Sikap-sikap yang di antaranya dapat menimbulkan konflik adalah primordialisme, etnosentrisme, diskriminasi, stereotip, fanatisme, dan eksklusivisme. Primordialisme merupakan sikap yang berpegang teguh pada hal-hal yang sejak awal melekat pada dirinya, seperti suku bangsa, ras, dan agama. Primordialisme menjadi konflik apabila dilakukan berlebihan. Etnosentrisme merupakan pandangan bahwa kebudayaan suku bangsanya lebih baik dibandingkan yang lain. Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan seseorang berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, atau agama. Stereotip merupakan penilaian yang tidak berdasar terhadap suatu kelompok. Fanatisme merupakan keyakinan akan suatu hal sebagai kebenaran tanpa kepastian data atau fakta. Eksklusivisme merupakan kecenderungan untuk memisahkan diri atau menarik diri dari segala bentuk interaksi.
Masyarakat Indonesia masih cenderung melakukan sikap-sikap tersebut, salah satunya adalah stereotip. Bahwa suku A merupakan orang yang pemarah, bahwa suku B orangnya cantik-cantik, atau bahwa suku C merupakan orang yang pelit. Pernah mendengar hal-hal seperti ini? Hal ini tentunya tidak boleh dinormalisasikan bahkan kita harus mengupayakan hal-hal ini untuk tidak berkembang dan menjadi pemicu konflik.
Mari terus tanamkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, mengartikan keberagaman sebagai anugerah bukan sebagai masalah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H