Aku ini binatang jalangÂ
Dari kumpulannya terbuangÂ
Biar peluru menembus kulitkuÂ
Aku tetap meradang menerjang
Potongan puisi di atas sangat fenomenal bukan? Puisi Aku karya Chairil Anwar sudah beratus-ratus kali diperdengarkan dengan sirat makna yang tak pernah lekang. Tapi, bagaimana cara agar sajak-sajak kita memiliki makna yang tak lekang itu? Mari kita belajar membuat puisi!
Menurut Waluyo, sebuah puisi adalah bentuk karya sastra yang mengutarakan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Namun, tentu saja mengungkapkan perasaan dan pikiran bukanlah hal yang mudah. Dalam menulis puisi, penyair akan mempertimbangkan tema puisi, perasaan penyair terhadap masalah dalam puisi, nada dalam tulisan, pesan moral, gaya bahasa, rima, tipografi, dan imaji.
Gagasan dari penyair menjadi kunci utama pemaknaan sebuah sajak. Umumnya, para penyair mengangkat tema terlebih dahulu sebelum merumuskan gagasan. Misal dalam tema pendidikan, gagasan yang bisa diangkat adalah kedukaan guru terhadap profesinya, kasih murid pada gurunya, atau sebuah kritik sosial terhadap pendidikan.
Yuk kita lihat dari puisi berjudul Gadis Peminta-minta oleh Toto Sudarto Bachtiar.
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecilÂ
Senyummu terlalu kekal untuk mengenal dukaÂ