Deru mobil mas Agus sudah terdengar. Tidak lama kemudian, terdengar juga pagar rumah berdecit saat satpam membukakan.
Saat itu, Annisa sedang duduk di ruang tamu. Dia sedari tadi memang menunggu. Secepatnya dia ingin memastikan kabar itu.
Tak lama, terdengar salam diucapkan mas Agus.
"Assalammualaikum"
"Waalaikumsalam "Â
Annisa segera menghampiri pintu. Tampaklah disana sang suami. Masih berpakaian dinas lengkap.
Diraihnya tangan mas Agus. Lalu di ciumnya dengan sayang. Dibawakannya tas kerja suaminya ke ruang kerja bagian tengah. Sedangkan mas Agus menghampiri salah satu sofa ruang tamu untuk duduk dan melepas sepatu.
"Aku buatin minum dulu ya, Mas"
kata Annisa dari arah dapur.
Agus tidak menjawab. Dia duduk termangu. Dia tahu cepat lambat dia harus mengabarkan berita ini kepada istrinya. Dia malah menduga bahwa Annisa sudah mengetahuinya lebih dulu dari berita di televisi.
Beberapa saat kemudian, Annisa datang kembali dengan secangkir teh. Diletakkannya di atas meja menghadap mas Agus. Lalu, dia duduk di kursi seberangnya.
Mas Agus menyeruput teh itu sedikit. Lalu, meletakkan cangkir nya lagi. Dia belum siap menghadapi tatapan istrinya.
Lalu ada jeda keheningan.