Mohon tunggu...
Harun Al Rasyid Selano
Harun Al Rasyid Selano Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sorong, Komisariat UNIMUDA.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(Sebuah Refleksi) Jangan Biarkan Himpunan Kita Tercinta Ini Mendapat Laknat dari Allah

17 Juni 2020   11:03 Diperbarui: 17 Juni 2020   11:57 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. H Agusalim Sitompul mengutip perkataan Prof. Dr. Nurcholis Madjid

Jangan Sampai Menjadi Pemimpin Yang Dilaknat

Kepemimpinan dalam sebuah organisasi merupakan hal yang paling dan akan selalu diperbincangkan dalam tiap tingkatan dan generasi. Tidak memandang apakah organisasi itu besar ataupun kecil. 

Pemilihan dan penunjukan ketua dalam lingkup diskusi kelas yang merupakan ranah paling kecil dalam penentuan pemimpin terkadang menimbulkan optimisme tersendiri bagi seseorang, apalagi ketika dia merasa berkepentingan dan mempunyai orientasi-orientasi. Seperti halnya pemilihan ketua kelas, ketua osis, ketua HMJ, ketua BEM, dan lain sebagainya yang mempunyai orientasi-orientasi tertentu, lalu bagaimana dengan pemilihan ketua umum dari sebuah organisasi yang berskala nasional ? tentu saja hal tersebut pasti memiliki ketertarikan dan keseksian tersendiri bagi setiap orang yang mendambakan kekuasaan. Pasalnya kekuasaan tersebut menjadi legitimasi berupa pengakuan publik akan eksistensi dirinya.

Kekuasaan memberikan dampak yang sangat strategis bagi seseorang ketika memilikinya, status sosialnya menjadi lebih tinggi di kalangan kelompoknya, menjadi terhormat ketika menghadiri sebuah agenda, disebutkan nama dan kedudukanhya ketika pembicara hendak memberikan sambutan, dipuji kinerjanya, diingat-ingat oleh anggotanya, dikenang oleh generasi mendatang setelahnya, serta masih banyak hal positif lain yang mengiringi seorang pemimpin. 

Maka dengan adanya sisi-sisi positif yang demikian itu, tidak heran jika orang-orang saling berlomba  untuk menjadi pemenang dalam merebut kekuasaan tersebut. Apalagi menguasai sebuah institusi atau organisasi yang bertaraf nasional atau internasional dan mempunyai orientasi-orientasi tertentu, tentu saja hal ini akan menjadi sangat penting baginya agar bisa mencapai tujuannya, mungkin saja apapun akan dilakukan olehnya asalkan dia berhasil meraih kekuasaan tersebut.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang merupakan organisasi mahasiswa Islam tertua di Republik ini adalah satu dari organisasi-organisasi mahasiswa yang berskala nasional, bahkan internasional. Memiliki 20 Badan Koordinasi (BADKO) dan Lebih dari 200 Cabang yang tersebar di seluruh penjuru tanah air menjadikan HMI sebagai organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia. 

Dengan nama besar dan keagungan sejarah pergerakan serta kontribusi bagi bangsa dan agama yang dimiliki oleh HMI, maka tidak heran jika kader HMI memiliki ambisi untuk menjadi orang nomor satu dari organisasi ini. 

Hal ini merupakan konsekuensi logis dari dinamika perjalanan kehidupan manusia yang selalu ingin bermutasi dari suatu keadaan yang sederhana kepada keadaan yang lebih mapan.

Proses pergantian pemimpin yang terjadi dalam tubuh HMI adalah selama dua tahun sekali untuk tingkatan PB HMI, dan masing-masing satu tahun sekali untuk tingkatan HMI Cabang dan Komisariat. Mekanisme yang sebagaimana telah berlaku sejak beberapa dekade terakhir hingga saat ini sebagaimana yang telah tercantum dalam AD-ART HMI, bahwa pergantian,  pemilihan dan penetapan ketua umum di HMI adalah melalui Rapat Anggota Komisariat (RAK) untuk tingkat komisariat, Konverensi untuk tingkat Cabang dan Kongres untuk tingkatan PB HMI. 

Tentu saja masing-masing tingkatan ini karena mempunyai level yang yang berbeda-beda, maka atmosfir yang terjadi pada sidang-sidang pleno dalam rangkaian agenda juga akan berbeda, apalagi kalau sudah masuk pada tahap pemilihan ketua umum, setiap tingkatan ini akan memiliki daya gedor jantung tersendiri bagi para kandidat dan pendukungnya.

Money Politik

Pada setiap pemilihan umum yang diselenggarakan oleh negara dalam memilih presiden,  dan anggota legislatif, serta PILKADA dalam menentukan Gubernur, Bupati dan walikota di Indonesia akan  menyisakan kesan buruk jika tidak ada proses Money Politic di dalamnya. Seakan tidak masuk akal jika hal itu tidak terjadi.

Dan telah menjadi rahasia umum bahwa proses money politik ini bileh dikatakan adalah sesuatu yang bersifat "WAJIB' terjadi di setiap PEMILU yang yang dilakukan oleh para kandidat. Terlepas dari ketahuan dan tidaknya, kita sebagai manusia yang rasional lagi bijak, tentu saja akan memandang hal ini sebagai sebuah kegagalan berdemokrasi.

Seperti yang terjadi dalam pemilihan pada umumnya, di dalam tubuh HMI sendiri yang 'KATANYA' merupakan kumpulan orang-orang cerdas dan beargama justru melakukan hal yang sama (Money Politic) dalam menentukan Ketua Umum, mulai dari tingkatan Komisariat, Cabang, hingga PB HMI. Alasannya sederhana, mungkin saja karena HMI adalah miniatur dari negara Indonesia, makanya proses KKN itu pun terjadi dalam tubuh Himpunan ini, seperti yang dikatakan oleh Cak Nur dalam wawancaranya pada tahun 2002 yang kemudian dikutip oleh Dr. H. Agusalim Sitompul.

Dalam tulisannya, Dr. H Agusalim Sitompul mengutip perkataan Prof. Dr. Nurcholis Madjid yang juga merupakan mantan Ketua Umum PB HMI  dua periode pada era 1966-1971 yang mana beliau mengatakan sembilan (9) point terkait HMI saat tahun 2002, kebetulan saat itu akan ada kongres HMI ke-XXIII, maka dalam beberapa point yang berkaitan dengan pemilihan Ketua Umum PB HMI, Cak Nur mengatakan sebagai berikut ;

1. Perbuatan jelek yang dilakukan oleh beberapa kader, anggota dan alumni HMI, akan mengenai dan membawa akibat kepada  semua kader HMI, termasuk kader yang baik dan alumni HMI.

2. Kalau HMI tidak bisa mengubah dan memperbaiki dirinya, maka HMI akan menjadi organisasi yang dilaknat oleh Allah SWT, oleh karena itu, HMI lebih baik bubar.

3. Main duit atau money politik dalam pemilihan ketua umum HMI baik di tingkat cabang maupun PB HMI banyak terjadi hingga saat ini. Padahal orang yang menyogok (kandidat ketua umum dan para pendukungnya), dan yang disogok (komisariat, cabang), juga perantara, dosa yang diterimanya sangat besar dan haram hukumnya. Maka dalam pemilihan Ketua Umum PB HMI periode 2002-2004 di kongres ke XXIII HMI ini, praktik main duit dan money politik jangan sampai terjadi lagi. Apabila masih terjadi, maka HMI akan terus menjadi organisasi yang dilaknat oleh Allah SWT.

4. Menyikapi soal praktik KKN, HMI harus tegas sikapnya. Bila perlu dalam Kongres ke-XXIII ini, HMI menyeru agar pemerintah mengusut tuntas praktek KKN, termasuk alumni-alumni HMI yang apabila terlibat  praktek KKN.

5. Memilih pemimpin HMI yang bersih, capable, berintelektual dan kuat adalah sangat mendesak dan penting untuk dilakukan.

6. Dalam beberapa kasus yang melanda HMI saat ini, akan membawa akibat sebagai konsekuensi logis antara yang setuju dan menolak perubahan.

Di dalam ungkapan dari poin-poin itu, kita melihat adanya sebuah perasaan kekecewaan dan harapan yang sangat mendalam dari seorang yang pernah menukangi HMI dan juga sebagai tanggungjawab moral sebagai seorang intelektual muslim termasyhur di Indonesia karena gagasannya. 

Lebih dari itu, Cak Nur merupakan seorang tokoh di dalam HMI yang sangat dihormati dan dihargai ilmunya. Sebagai seorang konseptor NDP, yang merupakan basis nilai serta landasan perjuangan kader dan alumni HMI, tidak heran jika Cak Nur melontarkan kalimat-kalimat yang 'agak pesimistik' seperti itu dalam upaya mengembalikan HMI kepada Khittah perjuangan yang sesungguhnya.

Penyebab Terjadinya Money Politik Dari Sudut Pandang Sosial

Tidak bisa dihindari oleh setiap orang, bahwa berinteraksi antar-sesama dalam kehidupan sehari-hari adalah sesuatu yang natural, sebab pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Disamping interaksi sosial yang begitu luas, kader HMI mempunyai jargon khusus untuk mendeteksi lingkungan sosial apakah seseorang itu adalah kader HMI atau bukan, atau setidaknya pernah ber-HMI atau tidak. Istilah seperti YAKUSA, kemudian sapaan internal organisiasi seperti Kanda, Yunda, Abang dan Dinda menjadi sangat akrab di telinga.

Baik di dunia nyata maupun maya, kader HMI pada umumnya memiliki koneksi yang sangat luas dari pusat hingga daerah. Karena memiliki jaringan yang luas, maka kader HMI menjadi begitu percaya diri dalam melakukan konsolidasi-konsolidasi baik di internal maupun eksternal HMI ketika mendekati momentum RAK, Konverensi dan Kongres. Seorang kandidat ketua umum, tentu saja selain menggalang dukungan untuk berkontestasi, tidak jarang juga berkonsolidasi dengan menawarkan jabatan hingga materi bagi calon pendukungnya.

Pertanyaannya, ketika seorang kandidat ketua umum melakukan money politik, dari manakah dia mendapatkan uang ? sementara di sisi lain ada biaya kuliah yang harus dibayarnya. Maka alternatifnya adalah mencari pendonor, yaitu berupa sponsor dari senior ataupun instansi-instansi yang bisa 'DIPERAS' dengan ancaman akan didemo, dll.

Untung-untung jika orang yang memberikan dana dukungan itu tidak mempunyai orientasi. Tapi pada umumnya, semuanya bersifat eksploitasi. Maka tidak heran jika biaya politik di HMI ini mahal karena tarik-ulur kepentingan pun banyak terjadi menjelang pemilihan.

Pada tataran Kongres untuk menentukan Ketua Umum PB HMI, seorang kandidat tidak segan-segan menghabiskan uang dalam jumlah yang besar hanya untuk meraih kekuasaan. Mulai dari tahap konsolidasi hingga eksekusi (mendatangkan masa dari cabang-cabang), seorang kandidat ketua umum PB HMI rela mengorek saku lebih dalam untuk itu. Dari mana uangnya?  tenta saja dengan cara mencari donatur dengan pola tadi. Terkadang jika mendapatkan uang banyak, maka akan ada penginapan di hotel, makan makanan mewah, dll. Intinya, uang haram yang beredar saat Kongres sangatlah banyak.

Penyebab Terjdinya Money Politik Dari Sudut Pandang Spiritual

Pertanyaannya, mengapa bisa terjadi politik uang (Money Politic) ? Setiap orang tentu saja mempunyai spekulasi yang beragam tergantung pengalaman dan ilmu yang diketahui dalam menjawab pertanyaan ini. Namun jawaban yang umum biasa terdengar adalah 'karena kalau tidak ada uang, maka tidak akan jadi'. 

Jawaban seperti ini muncul karena ketidak-tuntasan seorang kader HMI dalam mendalami NDP, atau mungkin dia paham NDP, tetapi pemahamannya itu tidak berhasil terinternalisasi dalam hati dan dirinya, yang pada akhirnya dia sulit untuk mengejewantahkan pengetahuan tersebut menjadi tindakan. Lalu penyebab sebenarnya apa ? ...

Kalau kita mau runut rangkaian kejadiannya, maka kita akan berhadapan dengan sebuah hadist berikut ini ;

Yang artinya "Ketahuilah, bahwa dalam jasad manusia itu ada segumpal daging, yang apabila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan apabila ia rusak, maka rusaklah pula seluruh jasad itu, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati". (H.R Bukhori-Muslim).

Tinjauan Spiritual Hadist

Dalam hadist itu sebagaimana kata 'Qalbu' yang kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia sebagai 'Hati', tetapi terjemahan itu sebenarnya kurang tepat, sebab hati itu tidak terlihat, sementara dalam hadist tersebut sebelumnya menggunakan kata 'Mudghoh' yang memiliki arti 'Segumpal daging'. Kata Mudghoh ini bisa dijumpai dalam Al-Qur'an Surah 23:14 dan Surah 22:5. 

Yang mana dalam kedua ayat itu berbicara tentang proses seeta tahapan penciptaan manusia, dan kata 'mudhgoh' itu diterjemahkan menjadi 'Segumpal Daging'. Dan memang demikian, karena konsekuensi logisnya adalah segumpal daging itulah yang nantinya menjadi manusia dan BISA DIAMATI (terlihat). Jadi pada hadist diatas itu, kata 'Qalbu' itu sebenarnya merujuk kepada 'Jantung', karena itulah terjemahan yang paling sesuai dan logis.

Sementara jika hadist itu dipahami dari sudut pandang pengaruh religiusitasnyanya, maka akan bersesuian dengan ayat Al-Qur'an Surah 22:46, yang artinya

 "Apakah mereka tidak berjalan di atas muka bumi itu sehingga HATI menjadi paham, atau telinga mendengarkan. Sesungguhnya yang buta itu bukanlah mata, melainkan hati-hati yang ada dalam dada".

 Ayat yang semisal ini juga terdapat dalam Q.S 07:178.

Dalam ayat tersebut, Allah menggunakan kata ' ' yang merupakan bentuk 'plural/jamak' dari kata ' ', yang berarti 'Hati'. Kemudian kata itu disandingkan dengan kata '' yang merupakan bentuk kata kerja 'present dan future' untuk kata ganti orang 'mereka', yang berarti 'mereka memahami'. Pendeknya, kata  itu dipasangkan dengan kata yang berarti 'Memahami'. Pertanyaannya apakah sebenarnya korelasi antara "hati' dan 'pemahaman'?. Sangat jelas berkorelasi karena bahasa lain dari hati itu adalah akal. Hati dan akal sama-sama bersifat abstrak (tidak terlihat), sengankan jantung dan otak adalah organ tubuh manusia yang bisa diamati.

Maka berkata asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, kita mengimani keterangan al-Qur'an bahwa akal terletak dalam jantung, meski kita tidak mengetahui bagaimana keterkaitannya. (Syarh al-Arba'in an-Nawawiyah, asy-Syaikh Ibnu Utsaimin, hlm. 134)

Allah 'azza wa jalla menjadikan seluruh tubuh tunduk patuh kepada jantung. Apa yang menetap di dalam jantung akan tampak pada pergerakan tubuh. Jika jantung tersebut baik, tubuh baik pula. Sebaliknya, apabila buruk, tubuh pun buruk. Sebab, jantung merupakan sumber gerakan tubuh dan keinginan jiwa. Jika jantung menginginkan hal yang baik, tubuh bergerak dengan pergerakan yang baik. Demikian pula sebaliknya.

Kesimpulannya adalah sebagai mana yang dikatakan orang bijak, bahwa jantung  itu seperti raja dan tubuh seperti rakyat. Adapula yang mengatakan, jantung adalah raja, sedangkan anggota tubuh yang lain adalah tentaranya yang sangat patuh, mengikuti semua titah sang raja tanpa sedikit pun menyelisihinya.

Tinjauan Scientific-Empirik Hadist

Dalam ilmu kedokteran, kita akan mempelajari fungsi jantung ini dalam ilmu Biologi pada bagian Sel-Sel ada pada tubuh manusia. Sebagai salah satu organ vital pada manusia, jantung memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. Membersihkan darah dari senyawa berbahaya, seperti racun, obat-obatan, dan alkohol.
  2. Membantu metabolisme protein dengan mengubah anomia menjadi urea, yang dikeluarkan bersama urine oleh ginjal.
  3. Menyimpan energi untuk tubuh dalam bentuk glikogen dan mengubahnya menjadi glukosa saat kadar glukosa darah rendah.
  4. Menyimpan asam folat,  zat besi, dan beberapa vitamin, seperti vitamin A, B12, D, dan K.
  5. Memproduksi kolesterol dan trigliserida, serta protein pembawanya agar dapat dialirkan dalam darah.
  6. Memproduksi protein, seperti albumin yang berguna menjaga cairan dalam sistem sirkulasi tubuh. Protein yang berperan sebagai faktor pembekuan darah dan sistem kekebalan tubuh juga dihasilkan oleh hati.
  7. Memproduksi hormon, misalnya hormon pertumbuhan pada anak-anak.
  8. Memproduksi cairan empedu, yang bertugas membantu pencernaan makanan.
  9. Memompa darah dan menyebarkannya kepada seluruh bagian tubuh manusi.
  10. Ketika membaca dan memahami fungsi-fungsi jantung diatas, kita bisa melihat adanya peran yang sangat besar dari jantung ini di dalam membantu tumbuh-kembangnya tubuh manusia menjadi lebih baik. Bukan hanya mengenai jasad kasarnya, tetapi perilaku dari manusia itu juga bisa dipengaruhi oleh adanya jantung.

Coba kita analisis secara sederhana, yang menjadi salah satu fungsi jantung itu sekaligus yang paling strategis adalah sebagai 'Pemompa Darah dan Kemudian Disebarkan ke Seluruh Tubuh Manusia'. Artinya, setiap aliran darah yang mengalir dalam tubuh manusia ini, pusat penyebarannya ada pada jantung. Selain itu fungsi jantung juga sebagai pusat penyimpanan energi, hal ini berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi oleh seseorang. Jika makanan yang dimakan adalah baik, maka darah yang disalurkan oleh jantung ke seluruh tubuh adalah baik demikian juga dengan energi dalam tubuh manusia akan baik pula.

Kesimpulan

Mungkin ada yang akan bertanyaa, lalu apa korelasi hadist diatas tadi dengan semua ini (fungsi jantung, money politik, HMI, dan kepemimpinan ?) Maka jawabannya  adalah sebagai berikut ;  

Coba kita lihat kembali pada penjelasan mengenai tinjauan spiritual dari hadist sebagaimana yang tercantum di bagian sebelumnya, maka kita bisa memahami bahwa ternyata, jika seseorang mengkonsumsi makanan yang secara empiris adalah sehat (makanan 4 sehat 5 sempurna contohnya), maka energi yang dihasilkan dalam tubuh secara empiris juga akan baik (hal ini ditandai dengan tumbuh-kembangnya tubuh seseorang), begitupun sebaliknya. Namun di sisi lain, jangan lupa bahwa pengaruh spiritualitas dari makanan itu juga akan tetap ada yang  kemudian dapat mempengaruhi cara berpikir dan bertindak dari seseorang.

Pengaruh spiritualitas yang bisa dirasakan dan dilihat secara langsung adalah tindakan negatif yang bertentangan dengan kebenaran, kebaikan dan keindaham yang terjadi pada diri seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Karena sudah terbiasa makan dari uang yang tidak jelas asalnya, maka pikiran dan tindakannya juga akan menjadi tidak jelas. Sehingga ketidakjelasan pikiran dan tindakan yang tidak jelas itu akhirnya berpengaruh kepada visi-misi yang juga tidak kunjung dijelaskan maknah dan tindakannya.

Sumber makanan dari hasil pembelian oleh uang yang tidak jelas asalnya ( uang haram, hasil korupsi, eksploitasi, suap, riba, dll) yang diberikan oleh alumni HMI kepada kandidat Ketua Umum sebagai pelumas kemenangannya, itu akan menyebabkan pengaruh yang berkepanjangan terhadap keberlangsungan kehidupan HMI. Generasi berikutnya yang memimpin HMI juga akan bermental sama, karena terlahir dari pola yang sama dan tidak adanya niat baik untuk perbaikan Himpunan ini.

Perhatikan dari mana dan dengan cara apa kau memperoleh uang serta untuk apa kau gunakan, perhatikan pula apa yang kau makan, karena itu akan menjadi darah dan daging, yang kemudian akan berpengaruh kepada caramu berpikir, berucap dan bertindak.

Pesanku buat para kandidat Ketua Umum PB HMI khususnya dan para Ketua Umum HMI secara keseluruhan serta mereka yang memiliki jabatan di HMI, JANGANLAH BIARKAN HIMPUNAN KITA TERCINTA INI MENDAPAT LAKNAT DAN MURKA DARI ALKAH SWT.

Penulis :  Harun Al-Rasyid Selano

Asal       : HMI Komisariat UNIMUDA, Cabang Sorong, Badko Papua-Papua Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun